Lebih dari 20 karya seni fotografi kontemporer dari enam seniman terpajang di Gallery Teras NuArt Sculptutre Park dalam pameran Bandung Photography Triennale yang digelar 15 September-15 Oktober 2022.
Keenam seniman fotografi ini berasal dari lima negara Agan Harahap dari Indonesia, Arum T Dayu Putri (Indonesia), Gun Ketwech (Thailand), Kang Jaegu (Korea), Peter Fitzpatrick (Amerika Serikat), dan Ryota Katsukura (Jepang).
![]() |
"Event besar ini namanya Bandung Photography Triennale, digelar tiga tahun sekali. Event ini tak hanya digelar di satu galery, tapi tersebar di beberapa area di sebuah kota, ini di NuArt, kemarin pembukaan di Orbital, ada di Ruang Dini, Galery Lensa Akbar dan Selasar Sunaryo," kata salah seorang kurator Bandung Photography Triennale Bob Erdian kepada detikJabar, Jumat (16/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bob menyebut, setiap karya foto ini memiliki keunikan tersendiri. Apalagi karya yang diambil tak hanya di Indonesia.
"Khususnya di sini, tiap venue memiliki tema yang di angkat, berbicara soal transformasi diri dan fotonya lebih ke potraiter. Seperti Agan, dia berbicara sosok-sosok masa lalu sebenarnya sudah meninggal, kemudia dia berpikir kalau mereka masih hidup kondisinya gimana, dari sosok terkenal hingga biasa saja," ungkap Bob.
![]() |
Selain itu, seperti karya Peter Fitzpatrick yang menampilkan foto dirinya sendiri dan gagasannya yang sangat sederhana. Dia bangun tidur, nonton berita, dan foto itu menggambarkan ekpresinya ketika menyaksikan pemberitaan dan di Zoom sedemikian rupa.
"Arum Dayu seri karyanya ada lima, dia bicara fenomena hijab di Indonesia yang jadi trend fesyen dan dikaitkan dengan agama. Arum coba ekplore secara hiperbolis, hijab sebagai kain penutup," tuturnya.
![]() |
Sementara itu, karya Ryota Katsukura menggambarkan ada perbedaan emosi di satu momen dengan momen lainnya dan dibuat secara kolase.
Untuk karya Gun Ketwech, memperlihatkan ekspresi warga di masa pandemi COVID-19 dan seluruh obyek fotonya menggunakan masker. Foto itu mengekspresikan kefrustasian karena kehilangan, depresi, dan ada catatan personal.
"Foto Kang Jaegu, fenomena wajib militer, ternyata setelah wajib militer ada yang beda dengan orang terdekat. Akhirnya di sini figur di sini tunjukan cangung, ini setelah wajib militer. Mereka pergi dua tahun, setelah pulang ada kecangungan gitu," jelasnya.
![]() |
Bob berharap, melalui pameran fotografi ini banyak melibatkan ruang seni di Bandung dan triennale dibahas sebagai wacana fotografi nasional dan wacana fotografi kontemporer yang terus berkembang.
"Dengan adanya triennale disebuah kota, potensi fotografi luar biasa, ini sebagai oenanda Kota Bandung punya potensi fotografi yang besar," harapnya.
(orb/orb)