Pendam 'Harta Karun' Purba, Geopark Rajamandala Harus Terealisasi

Pendam 'Harta Karun' Purba, Geopark Rajamandala Harus Terealisasi

Whisnu Pradana - detikJabar
Kamis, 25 Agu 2022 13:04 WIB
Proses Ekskavasi Fosil Hewan Purba di Pulau Sirtwo di Rajamandala, Bandung Barat
Proses Ekskavasi Fosil Hewan Purba di Pulau Sirtwo di Rajamandala, Bandung Barat (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung -

Kehidupan zaman purba di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) terproyeksi dari sebuah pulau yang ada di tengah-tengah Waduk Saguling bernama Pulau Sirtwo melalui penemuan fosil-fosil hewan.

Fosil hewan purba di Pulau Sirtwo awalnya ditemukan pada awal bulan Oktober 2021 lalu oleh warga Kampung Suramanggala RT 01 RW 01 Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, KBB.

Hasil survei ke lokasi, paleontolog menemukan sedikitnya 17 titik fosil tulang hewan (verterbrata) berbagai jenis dan bentuk. Peneliti juga menemukan fosil gajah. Fosil gajah telah diselamatkan lebih awal karena letaknya yang lebih dekat dengan permukaan air waduk Saguling.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di kawasan itu juga, tim peneliti menemukan beberapa hewan purba yang berasal dari kelompok Bovidae (sapi, kerbau dan banteng), hingga Cervidae (kelompok rusa).

Penyelidik Bumi dari Badan Geologi Bandung, Johan Budi Winarto mendorong kawasan Pulau Sirtwo Waduk Saguling, segera dikonservasi untuk menghindari adanya pengambilan fosil di lokasi tersebut.

ADVERTISEMENT

"Kami berharap tidak ada pengambilan fosil kecuali untuk penelitian. Secepatnya lokasi tersebut harus dijadikan kawasan konservasi," ucap Johan saat dikonfirmasi, Kamis (25/8/2022).

Penampakan benda diduga fosil hewan purba di Waduk SagulingPenampakan benda diduga fosil hewan purba di Waduk Saguling Foto: Dok warga

Di sisi lain, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB bakal memasukkan lokasi penemuan fosil di kawasan Pulau Sirtwo menjadi bagian terpadu dari Geopark Rajamandala. Langkah tersebut dilakukan sebagai upaya konservasi sekaligus mendorong tempat itu jadi wahana edukasi sejarah kebumian serta peninggalan peradaban Bandung Purba.

Kepala Disparbud, KBB, Heri Partomo mengatakan nantinya usulan kawasan Geopark Rajamandala meliputi empat kecamatan yaitu Kecamatan Padalarang, Cipatat, Saguling, dan Kecamatan Cipongkor.

"Ke depan kawasan ini akan diajukan menjadi Geopark Rajamandala meliputi 4 Kecamatan. Tapi ini prosesnya panjang. Seperti Geopark lain di Indonesia perlu banyak kajian-kajian lagi," kata Heri.

Heri mengatakan rancangan detail terkait rencana konservasi fosil di Saguling masih dibicarakan bersama tim peneliti dari ITB dan Museum Geologi.

"Kita dorong masyarakat sekitar dan pihak kecamatan mengawasi. Agar tiap orang yang masuk terpantau. Sementara itu dulu sambil menunggu keputusan lanjutan ke depan," ujar Heri.

Jejak sejarah kebumian cekungan Bandung juga terproyeksi dari kawasan Stone Garden, Tebing Hawu, Tebing 125, Pabeasan, Curug Halimun, Sanghyang Heuleut, Sanghyang Tikoro, Sanghyang Poek, Sanghyang Kenit, dan Cikahuripan.

"Ke depan kita juga akan membuat museum Gua Pawon. Setelah jadi bukan tidak mungkin fosil dari Pulau Sirtwo juga di simpan di situ," ungkap Heri.

(yum/yum)


Hide Ads