Otto Iskandardinata, Pahlawan Asal Bandung yang Dijuluki "Si Jalak Harupat"

Tya Eka Yulianti - detikJabar
Senin, 15 Agu 2022 15:11 WIB
Otto Iskandardinata (Foto: K2KRS Kemsos.go.id)
Bandung -

Wajah pahlawan Otto Iskandardinata diabadikan dalam uang kertas pecahan Rp 20.000 yang dikeluarkan pertama kali oleh Bank Indonesia pada 29 Desember 2004.

Di Kota Bandung juga ada Jalan yang dinamai Otto Iskandardinata atau biasa disingkat Otista. Nama Stadion di Kabupaten Bandung pun ternyata berasal dari julukan Otto Iskandardinata.

Otto Iskandardinata adalah pahlawan nasional yang lahir di Bojongsoang, Dayeuhkolot, Bandung, pada 31 Maret 1897. Ia pernah bersekolah di HIS (Hollandsch Inlandsche School) di Bandung, Sekolah Guru, sampai HKS (Hoogere Kweek School) Sekolah Guru Atas di Purworejo, Jawa Tengah.

Setelah menamatkan pendidikannya itu, Otto Iskandardinata lalu bekerja sebagai guru HIS di Banjarnegara, Jawa Tengah selama beberapa tahun.

Saat muda, Otto Iskandardinata sering membaca harian De Express yang dipimpin oleh Douwes Dekker, pendiri Indische Partij yang bertujuan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Namun, saat itu ia membacanya secara sembunyi-sembunyi, karena ada larangan untuk membaca surat kabar tersebut.

Pada 1925, Otto Iskandardinata memutuskan terjun ke organisasi Boedi Oetomo (BU). Ia lalu dipilih menjadi anggota gemeenteraad atau Dewan Kota yang mewakili organisasi tersebut. Ia bertugas untuk memperbaiki kehidupan rakyat.

Tak lama setelah menjabat di organisasi itu, pada 1928 Otto Iskandardinata kemudian memutuskan untuk menjadi anggota Paguyuban Pasundan. Tanpa menunggu lama, ia akhirnya terpilih menjadi ketua. Di bawah pimpinannya itu, Paguyuban Pasundan menjadi makin berkembang, karena akhirnya organisasi ini berhasil mendirikan sekolah sampai bank.

Pada 1930, Otto Iskandardinata terpilih menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) mewakili Paguyuban Pasundan. Kala itu, ia tak segan memperlihatkan keberaniannya dalam mengancam pemerintah. Oleh karena keberaniannya itu lah ia dijuluki "Si Jalak Harupat", yang artinya burung Jalak yang berai.

Dalam sebuah pidatonya, Otto Iskandardinata pernah berkata, "Tetapi saya percaya, bahwa Indonesia yang sekarang dijajah pasti akan merdeka. Bangsa Belada terkenal sebagai bangsa yang berkepala dingin, hendaknya tuan-tuang bangsa Belanda memilih di antara dua kemungkinan, menarik diri dengan sukarela tetapi terhormat, atau tuan-tuan kami usir dengan kekerasan".

Pidatonya tersebut yang kemudian membuat dirinya diturunkan dari mimbar oleh Ketua Volksraad. Bukan hanya sekali dua kali saja memang ia berbicara keras ketika berpidato. Namun, hal itu rupanya jadi boomerang tersendiri untuknya. Sampai pada akhirnya menyebabkan dirinya ditarik dari Volksraad.

Sewaktu kongres PPKI digelar di Surabaya pada 1932, Otto Iskandardinata lalu terpilih menjadi Sekretaris di bawah ketua M.H. Thamrin.

Perjalanan demi perjalanan politiknya terus ia jalani. Hingga akhirnya pada masa kemerdekaan RI pertama yang berbentuk kabinet Presidentil, Otto Iskandardinata lalu diangkat menjadi Menteri Negara. Ia juga turut menjadi pemimpin Badan Pembantu Prajurit.

Jelas saja Otto Iskandardinata bukan lelaki biasa. Dengan kekuatan yang dimiliki ya, ia bahkan turut aktif membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang selanjutnya berkembang menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Sampai akhirnya berubah menjadi ABRI dan TNI yang kita kenal sekarang ini.

Usut punya usut, kiprahnya di dunia politik menimbulkan rasa tidak tenang bagi beberapa pihak. Diketahui jika ada sekelompok orang yang tidak menyukainya justru menyusun rencana untuk melenyapkannya. Hal itu terjadi pada Oktober 1945.

Mereka bertamu dan mengajak Otto Iskandardinata untuk menghadiri sebuah rapat. Sayangnya, sejak saat itu ia tidak pernah terlihat lagi batang hidungnya. Tidak ada yang tahu ke mana dirinya pergi. Hingga akhirnya tersiar kabar jika Otto Iskandardinata dibawa ke Pantai Mauk, Banten. Di sana ia dibunuh oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, tepatnya pada tanggal 20 Desember 1945.



Simak Video "Video 3 Orang Tewas di Acara Nikahan Anaknya, KDM: Saya Bertanggung Jawab"

(tya/tey)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork