Babad Cijulang merupakan naskah sejarah yang bentuknya manuskrip yang berusia diperkirakan satu abad lebih. Jenis Tulisan pada Babad Cijulang merupakan Arab Pagon, dengan bahasa Sunda dan Jawa.
Babad Cijulang berawal dari tradisi tutur yang ditulis Eyang Nara Uncal di Desa Kondangjajar, Kecamatan Cijulang yang disusun oleh para Kiyai dan ulama di Cijulang.
Ketua Lembaga Adat Kabupaten Pangandaran Erik Krisna Yudha mengatakan, Babad Cijulang atau Sajarah Cijulang merupakan naskah kuno yang di dalamnya terdapat prediksi mengenai sifat malas manusia di masa yang akan datang. Makanya Eyang Nara Uncal menuliskan sejarah Kacijulangan dalam sebuah manuskrip.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam Babad Cijulang terdapat beberapa bab yang menceritakan awal mula alam semesta sampai proses kehidupan manusia.
"Warga Cijulang juga menyebut bahwa naskah kacijulangan disebut dengan naskah Purwaning Jagat," katanya belum lama ini.
![]() |
Naskah Purwaning Jagat berasal dari dua kata yakni Purwaning jagat (PJ) dapat ditelusuri dari beberapa kamus bahasa Jawa, bahasa Indonesia, maupun bahasa Sunda yang ada.
Menurut Bausastra Jawa-Indonesia I-II (1957: 121, 174) kata purwae adalah permulaan, ning merupakan akhiran, dan jagal adalah dunia: bumi dengan isinya.
Demikian juga dalam KBBI (1999: 800), kata purwa adalah mula-mula, permulaan, dahulu, jagat adalah bumi, dunia, alam Menurut KBS (1954: 317) kata purwa berarti mimiti 'awal mula', ning/ing merupakan rarangken 'partikel penentu atau akhiran, dan jagat berarti bumi atawa sakuliah alam 'bumi atau seluruh alam'.
Dari paparan tersebut dapat ditarik satu kesimpulan bahwa purwaning jagat dapat diartikan 'asal mula atau permulaan penciptaan dunia' karena memang naskah ini berisikan asal muasal diciptakannya dunia dan seisinya.
Sesungguhnya, sebagian besar isi teks PJ mengisahkan tentang para penguasa atau raja-raja di Tatar Sunda. Wilayah kekuasaan mereka secara geografis berada di wilayah Pulau Jawa bagian barat.
"Dalam naskah Kacijulangan atau Purwaning Jagat terdapat 38 episode dan masing-masing episode saling berkaitan," kata Erik.
38 Epiosde Naskah Purwaning Jagat
Episode 01 : Berkisah tentang penciptaan dunia, dan penciptaan roh-roh penghuni dunia ini yang berasal dari roh idofi yang merupakan awal dari seluruh roh di dunia ini.
Episode 02 : Penciptaan Tapel Adam sebagai manusia yang pertama yang tercipta dari tanah putih, api dari neraka, air dari surga, dan angin dari angkasa. Dan ditempatkan di dalam surga.
Episode 03 : Kisah diturunkannya Idajil ke dunia karena ketidakpatuhannya kepada Allah Ta'ala ketika diperintahkan untuk bersujud kepada Nabi Adam.
Episode 04 : Berkisah tentang diciptakannya Babu Hawa dari lambung kiri Nabi Adam, karena pada saat itu Nabi Adam merasa kesepian berada di dalam Surga.
Episode 05 : Menceritakan tentang Nabi Adam dan Babu Hawa diturunkan ke Dunia karena tergoda oleh godaan Idajil yang menyuruh mereka memakan Buah Huldi.
Episode 06 : Berisi tentang silisilah mulai dari Nabi Adam hingga ke Nabi Muhammad.
Episode 07 : Mengisahkan tentang aneka ragam jenis logam.
Episode 08 : Menceritakan tentang garis keturunan Nabi Muhammad dari mulai Siti Fatimah hingga Pangeran Ningrat di Cirebon.
Episode 09 : Masih menceritakan keturunan dari Sunan Giri Kadaton.
Episode 10 : Berkisah tentang keturunan dari Sunan Giti Kadaton dari istri-istrinya.
Episode 11 : Berisi tentang raja-raja yang memerintah di Keraton mulai dari masa pemerintahan Sunan Dalem hingga ke masa pemerintahan anak dari Pangeran Emas.
Episode 12 : Menceritakan tentang keturunan dari Sunan Dalem
Episode 13 : Menceritakan tentang besarnya pahala bagi yang mendengarkan riwayat leluhur Kangjeng Rasulullah SAW.
Episode 14 : Berkisah tentang keturunan dari putra Nabi Nuh yang bernama Bagenda Sah hingga ke putra Ratu Permana yang berjumlah lima orang.
Episode 15 : Ratu Brahma yang dibawa ke Selan bersam adiknya Dewi Hasta Terusgumilang. Kemudi Ratu Brahma menikah dengan putrinya Aa Mesir bernama Ratu Prawatasari.
Lalu pindah ke Gunung Kidul dan memiliki anak yaitu Ki Dipati Hariyang Banga, Ciung Manarah, dan Ratu Marajasakti dian mengisahkan Sri Putih yang tiba di As Kulon dan dipersembahkan kepada Ratu oleh Aki Bagawat. Selain itu bercerita tentang pernikahan Anak Ratu Brahma yang bernama Nyai Rorowisa dengan Ki Jaka Tawa.
Episode 16 : Menceritakan tentang kisah Sri Putih yang tiba di Balungbangan. Lalu mempunyai anak dan kemudian anaknya itu meninggal.
Episode 17 : Berkisah tentang Atma Suci yang bertapa di Samlor. Dan kisah banjir di zaman Nabi Nuh karena kemurkaan Allah pada umatnya yang tak menuruti syariat Nabi Nuh.
Episode 18 : Ratu Galuh yang menciptakan gunung setinggi langit untuk menghindari banjir besar. Setelah banjir itu surut Ratu Galuh dan pengikutnya turun dari gunung itu. Lalu disujudi gunung itu hingga akhirnya dipanah oleh malaikat, dan pecahan-pecahan dari gunung itu menjadi semua kabuyutan.
Episode 19 : Berkisah tentang putra-putra Ratu Galuh dari bangsa manusia yang berjumlah tiga orang yaitu, Hariyang Banga, Ciung Manarah, dan Ratu Marajasakti. Selanjutnya diceritakan tentang keturunan dari Hariyang Banga dan Ciung Manarah.
Episode 20 : Berisi tentang keturunan Ratu Galuh dari bangsa siluman yang berjumlah tujuh orang.
Epssode 21 : Menceritakan tentang keturunan Ratu Sunda ketika agama Pakuan dan keturunan dari raja-raja Sunda.
Episode 22 : Mengisahkan proses diusirnya anak cucu Ratu Sunda dan kalahnya kerajaan Pajajaran yang
meninggalkan dua prang anak bernama Pwuk Umurndan Sekar Mandapa Malayu.
Episode 23 : Mengisahkan kehidupan Pucuk Umun dan Sekar Mandapa Malayu setelah kalahnya kerajaan Pajajaran, dan proses kelahirannya Tanuran Gagang.
Episode 24 : Bercerita tentang keturunan Ratu Siliwangi dari Ni Padnawati.
Episode 25 : Menceritakan keturunan dari Ratu Komara.
Episode 26 : Menceritakan tentang keturunan Banyak Cakra.
Episode 27 : Menceritakan tentang keturunan dari Marajasakti yang berjumlah tujuh orang.
Episode 28 : Berkisah tentang silsilah Cirebon dari mulai Bagenda Ahli hingga ke Pangeran Saba Kingkin.
Episode 29 : Berisi tentang Silisilah Timbanganten dari Nabi Adam hingga Kiyai Lanjar.
Episode 30 : Masih mengisahkan sejarah Timbanganten yang dipimpin oleh putra Prabu Siliwangi yaitu Sunan Burung Baok yang berperangi buruk hingga akhirnya dibunuh oleh Timbanganten.
Episode 31 : Berisi tentang batas - batas wilayah Timbanganten dari Tanah Cihaur Manunggal. Juga dijabarkan wilayah-wilayah Timbanganten.
Episode 32 : Berisi tentang wilayah Timbanganten sebelah | selatan, Barat, dan Timur tanah Limbangan
Episode 33 : Bercerita tentang alam Sunan Darma Kingkin.
Episode 34 : Masih bercerita tentang wilayah Timbanganten sah daerah sebelah barat, sebelah timur Talaga Langgung Sebelah selatan tanah Sasahung.
Episode 35 : Bercerita tentang wilayah Timur daerah Timbanganten, barat daerah Kadungora, Selatan.
Episode 36 : Bercerita tentang daerah Timbanganten sebelah Kah Kandang Wesi sebelah barat daerah Kadungora sebelah selatan.
Episode 37 : Bercerita tentang daerah Timbanagara sebelah timur tanah Cidamar sebelah barat Kandang Wesi, sebelah selatan tanah Manabaya.
Episode 38 : Bercerita tentang batas paling ujung daerah Timbanganten.
(yum/yum)