Keseruan Rampak Genteng pecah dalam pameran Dokumenta Fifteen pada Selasa (21/6/2022) kemarin, di Kassel, Jerman. Dalam kesempatan itu, tidak sedikit warga dunia 'kepo' alias ingin tahu dengan alat-alat yang digunakan pada Rampak Genteng.
Alat musik yang digunakan dalam salah satu event unggulan para penggiat seni dari Jatiwangi art Factory (JaF) Majalengka ini rata-rata berbahan dasar tanah liat, salah satunya genteng.
Selain menggunakan genteng sebagai alat musik, terdapat juga beberapa perlengkapan lainnya. Okarina, alat musik tiup terbuat dari tanah liat juga dimainkan dalam ajang itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jaf, selaku pemilik program Rampak Genteng, menyediakan workshop bagi mereka yang penasaran dengan alat musik itu. Bertempat di venue Hubner, JaF menyediakan workshop alat musik tanah di Studio keramik.
Keberadaan studio keramik itu kontan menarik para pengunjung untuk datang dan mengetahui secara dekat terkait Okarina. Hana dan Qiaohui adalah beberapa pengunjung yang cukup antusias untuk mengetahui proses pembuatan alat musik tiup itu.
Hanna sendiri adalah salah satu warga Jerman yang ambil bagian dalam Rampak Genteng kemarin. Dalam ajang itu, dia bersama beberapa temannya memainkan Okarina, mengiringi ketukan Genteng dari ratusan peserta Rampak Genteng.
"Sangat antusias (ikut workshop). Awalnya, sebelum Rampak Genteng kemarin, ikut workshop juga di kampus. Dan saat Rampak Genteng, memainkan Okarina buatan saya," kata Hana lewat penerjemah dari JaF, Aaf dalam keterangannya, Sabtu (25/6/2022).
Seperti tidak mengkhawatirkan tangannya kotor oleh tanah liat, Hana terlihat begitu telaten memijat dan menghaluskan tanah untuk menjadi Okarina. Bahkan, saking antusiasnya, dia juga membuat rumah (wadah) untuk Okarina buatannya itu.
"Yang susah itu saat bikin (lubang) untuk bunyi itu," jelas dia.
Raut muka semringah terlihat jelas pada mereka berdua, ketika Okarina yang dibuat sukses mengeluarkan suara. Bahkan Hana langsung berseru saat Okarina yang ditiup Qiaohui berhasil mengeluarkan suara.
"Waaw. Nice," seru Hana.
Tamtam, seniman JaF yang memberikan pelatihan dalam workshop itu menjelaskan, sebelum pelaksanaan Rampak Genteng, pihaknya melakukan workshop ke beberapa titik.
Kampus Kunsthochschule Kassel adalah salah satu tempat yang disinggahi dalam workshop itu. "Sekalian woro-woro, kami juga melakukan workshop. Nah, kampus tempat Hanna ini salah satu tempat kami melaksanakan workshop itu," jelas dia.
Sementara, di Venue tersebut, pengunjung juga bisa 'menggelar' Rampak Genteng mini. Pasalnya, kolektif JaF juga menyediakan belasan Genteng lengkap dengan stick untuk memukul dan juga video panduan.
(yum/yum)