Belajar Matematika Lebih Mudah dengan Etnomatematika

Belajar Matematika Lebih Mudah dengan Etnomatematika

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Selasa, 14 Jun 2022 08:30 WIB
Newtons Equations. Rear view, close-up on young man standing back against green chalkboard. He explains, solves physics tasks, retro style. Processing for retro bleached look, slight vignette added.
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStock)
Bandung -

Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Universitas Padjadjaran pada Rabu (8/6/2022) lalu menggelar Keurseus Budaya Sunda "Etnomatematika dina Budaya Sunda".

Diskusi tersebut menghadirkan Guru Besar Fakultas MIPA Unpad Prof. Dr. Budi Nurani Ruchjana, M.S., sebagai pembicara. Dilansir dalam Kanal Media Unpad, acara yang dilaksanakan virtual tersebut membahas kajian etnomatematika.

Professor Budi menyampaikan bahwa kajian etnomatematika mampu membuat matematika lebih mudah diterapkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Biasanya (materi) yang susah diajarkan kalau menggunakan pendekatan secara budaya itu jadi lebih mudah," ungkap Prof. Budi.

Ia menjelaskan, penerapan etnomatematika menggunakan metode yang menyenangkan. Bermain sambil belajar, itulah konsep yang berusaha diterapkan oleh kajian ini. Unik sebab mengenalkan sifat bangunan datar, pengukuran waktu, faktor hingga operasi angka melalui permainan tradisional.

ADVERTISEMENT

Dengan melakukan pengajaran melalui permainan tradisional, ketakutan anak akan pelajaran matematika menjadi hilang.

"Kalau sekarang siswa ditanya, 'pelajaran apa yang paling sulit?' biasanya jawabannya matematika. Mungkin karena harus menghafal rumus, tidak mengerti konsep. Kalau sambil bermain, anak akan suka," paparnya.

Etnomatematika.Etnomatematika. Foto: Dok. Unpad

Prof. Budi mengatakan, melalui etnomatematika, pengajaran matematika diharapkan dapat optimal diajarkan kepada pelajar maupun masyarakat.

Nilai tambahan dari kajian ini yakni membuat lebih mengenal berbagai warisan kebudayaan yang berkaitan erat dengan matematika. Terlebih di Tanah Sunda memiliki istilah Sunda untuk melambangkan teknik mengukur panjang, lebar, tinggi, luas, hingga volume.

Contohnya sajengkal, sadepa, tampah, dan lainnya. "Kajian ini juga diharapkan bisa mendukung kemajuan pariwisata di Indonesia," tutur Prof. Budi.

Ia pun berharap konsep etnomatematika juga mampu mendukung pelestarian budaya berbasis pada aktivitas sehari-hari, adat istiadat, dan pengetahuan tradisional.




(aau/ors)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads