Mengenang Kang Ibing, Dari Balik Radio ke Panggung Bintang Ibu Kota

Tokoh Sunda Legendaris

Mengenang Kang Ibing, Dari Balik Radio ke Panggung Bintang Ibu Kota

Rifat Alhamidi - detikJabar
Minggu, 12 Jun 2022 15:18 WIB
Potret Kang Ibing
Kang Ibing (paling kanan) bersama dengan Aom Kusman (kiri) (Foto: Dok Radio Mara)
Bandung -

Penikmat film dan serial layar kaca tentu akan sepakat sosok Kabayan, bakal selalu melekat kepada mendiang aktor legendaris Indonesia, Didi Petet.

Namun jauh sebelum Didi Petet memainkan peran tokoh berpolah lucu dan polos ini, warga Jawa Barat, khususnya Bandung, begitu mengingat sosok bernama Raden Aang Kusmayatna Kusiyana Samba Kurnia Kusumadinata atau yang lebih akrab disapa Kang Ibing.

Lewat peran Kang Ibing lah, sosok Kabayan yang kerap dijadikan cerminan masyarakat Sunda mulai diperkenalkan ke dunia hiburan, terutama film dan serial televisi Tanah Air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, Kang Ibing punya grup lawak sendiri yang diberi nama De' Kabayan bersama Aom Kusman, Suryana Fatah, Wawa Sofyan dan Mang Ujang. Grup yang dibentuk setelah ia sukses memerankan sosok Kabayan lewat polesan salah satu sutradara asal Jakarta.

Tapi di balik kepopuleran namanya di dunia peran, Kang Ibing ternyata mengawali karirnya sebagai seorang penyiar di Radio Mara di Bandung. Pria kharismatik asal Sumedang kelahiran 20 Juni 1946 ini memang punya ciri khas sendiri dalam berkomedi. Gayanya yang natural dan tak tergantikan langsung klop dengan Radio Mara, sehingga ia diberi panggung untuk mengudara.

ADVERTISEMENT

"Sebelum ada Kang Didi Petet, sosok Kabayan itu sudah melekat dulu di Kang Ibing. Beliau karirnya dari penyiar radio dulu sebelum jadi bintang film, tapi waktu itu udah punya grup lawak De' Kabayan," kata Agustin Purnawan, rekan Kang Ibin yang juga mantan penyiar di Radio Mara saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.

Kang Ibing bergabung dengan Radio Mara pada medio tahun 1974. Semuanya bermula saat ia diajak oleh seniornya saat di kampus, Aom Kusman. Kebetulan, Ibing dan Aom pernah sama-sama berkutat di organisasi kesenian mahasiswa bernama Daya Mahasiswa Sunda (Damas) di Universitas Padjajaran (Unpad). Ibing bahkan tercatat pernah menjadi Ketua Damas kala masih berstatus mahasiswa.

Dari sini, Ibing yang memang sering heureuy (bercanda) saat berada di tongkrongannya mulai diajak oleh Aom untuk siaran di Radio Mara. Karirnya langsung meroket dan tak butuh waktu lama bagi Ibing untuk dikenal para pendengar setia Radio Mara. Bahkan, Ibing langsung didapuk untuk membawa acara khusus di Radio Mara bersama dengan penyiar lainnya seperti Aom Kusman.

"Kang Ibing penyiar diajak sama Kang Aom Kusman almarhum. Pertemuan pertama di organisasi kampus, kasundaan, Damas, Daya Mahasiswa Sunda. Kang Aom lebih senior jadi penyiarnya sama Kang Ibing, tapi pas dia masuk potensinya langsung terlihat sama Mara," ucap pria yang akrab disapa Apun tersebut.

Dari situ lah, nama Kang Ibing mulai dikenal para pendengar Radio Mara. Menariknya, acara yang dipandu Kang Ibing sama sekali tak memiliki segmen lawak di dalamnya. Ibing ditugaskan oleh Mara untuk memandu acara pemutaran lagu-lagu hits pada zaman itu mulai dari lagu Bimbo dan sebagainya.

Namun lewat polesan Kang Ibing, acara yang ia bawakan malah menjadi cair. Celetukan-celetukannya yang khas dan out of the box memberikan nyawa tersendiri bagi acara Radio Mara yang dibawakan Kang Ibing. Sontak, namanya pun langsung melambung pada saat itu.

"Acaranya mah enggak bodor, cuma sama Kang Ibing dibikin karakter penyiarnya dengan suasana yang lebih santai dan bisa menghibur pendengar. Ternyata malah meledak siarannya, bagus ternyata karena Kang Ibing mah bodornya enggak kepikiran sama orang lain," ucapnya.

Praktis, nama Kang Ibing sejak saat itu mulai terngiang di hati pendengar setia Radio Mara. Karakter Kang Ibing yang santai dan kerap diselingi humor-humor khas orang Sunda saat membawakan acara itu pun langsung mendapatkan tempatnya sendiri bagi para pendengar radio.

"Karena Kang Ibing dulu pernah bilang, siaran mah kudu pikaresepeun batur (harus disukai orang), lain nitah batu mikir (bukan nyuruh orang untuk berpikir). Jadi apapun bahasanya harus disampaikan secara ringan dan mudah diterima sama pendengar," ujar Apun mengenang kembali mendiang Kang Ibing yang pernah menjadi mentornya di Radio Mara tersebut.

Saking antusiasnya mendengar siaran Kang Ibing, para pendengar setia pun berdatangan ke radio Mara untuk menonton Kang Ibing siaran.

Didatangi Pendengar Setia

Apun juga masih ingat betul bagaimana saat itu para pendengar setia Radio Mara mulai berdatangan ke kantornya hanya untuk bisa menyaksikan Kang Ibing siaran secara langsung.

Padahal, Kang Ibing punya jadwal siaran dari pukul 20.00-22.00 WIB. Tapi, hal itu sepertinya tidak menyurutkan niat para pendengar setia Radio Mara untuk menyaksikan siaran Kang Ibing di kantornya.

"Saking ngefans sama Kang Ibing, itu banyak yang datang ke kantor. Pengen lalajo Kang Ibing. Apalagi udah jadi bintang film, itu makin banyak orang yang datang ke Radio Mara yang waktu itu kantornya aja masih di depan Rumah Sakit Muhamadiyah," ungkapnya.

Bahkan acap kali Ibing mendapat kiriman-kiriman barang tertentu dari para pendengar setianya itu. Mulai dari bingkisan, oleh-oleh, atau sekedar dibawakan bubur ayam khusus untuk Kang Ibing dan para penyiar lain di Radio Mara.

"Di depan rumah sakit itu kan ada tukang bubur, pasti dia itu sering nganterin 10 mangkok mah ke kantor. Bilangnya udah ada yang beliin katanya khusus buat Kang Ibing," tuturnya.

Cerita Menikahi Pendengar Setia

Dari sini lah terselip kisah romansa antara Kang Ibing dengan kekasihnya Nieke Wahyuningsih yang sekarang menjadi istrinya. Menurut Apun, pertemuan Ibing dengan Nieke terjadi karena Nieke merupakan penggemar Kang Ibing saat siaran di Radio Mara.

"Sampai Kang Ibing dapat jodoh di Radio Mara karena gaya siarannya itu," kata Apun mengenang kembali masa-masa tersebut.

Meski namanya terus meroket, Kang Ibing tetap membumi. Dia yang makin tenar lewat film Kabayan ini masih tak sungkan untuk mengajak kawan-kawan lamanya siaran, termasuk para seniman di Bandung. Bukan untuk membicarakan hal-hal berat, tapi memang karena Kang Ibing lah yang ingin ditemani siaran untuk ngobrol ngalor-ngidul tentang banyak hal.

Bahkan, sekelas dalang beken Asep Sunandar pun pernah diajak Kang Ibing untuk siaran bareng dengannya. Praktis kata Apun, jika kedua seniman Sunda ini sudah mengudara, pendengar Radio Mara pun akan makin dibuat terpingkal-pingkal mendengar celetukan keduanya.

"Jadi kalau Kang Ibing lagi bosen, siapa aja dia ajak temen-temennya. Bahkan cuma pas ketemu sebelum ke radio gitu misalnya, itu ada yang pernah diajak siaran. Asep Sunandar juga, pernah diajak sama Kang Ibing buat ngobrol ngalor-ngidul gitu aja pas siaran," ungkap Apun.

Seiring berjalannya waktu, intensitas Ibing di Radio Mara pun mulai berkurang. Aktivitasnya yang waktu itu sudah mulai menekuni dunia peran, memaksa Kang Ibing jarang mengudara lagi dan menyapa pendengarnya.

Puncaknya, pada tahun 2000-an, Ibing praktis sudah jarang lagi datang ke Radio Mara. Maka sejak saat itu, Apun yang memang punya jadwal siaran sebelum Kang Ibing, berinisiatif mengisi kekosongan tersebut.

"Tahun 2007 itu Kang Ibing udah ngomong pengen pensiun. Akhirnya karena saya punya siaran sebelum Kang Ibing, saya yang ngisi kekosongannya. Tapi waktu itu enggak mungkin bisa gantiin Kang Ibing, makanya saya sering tegaskan kalau saya mah cuma ngisi kekosongan Kang Ibing doang ke penggemar," kata Apun.

Tak lama setelah itu, tepatnya pada 2008, Kang Ibing akhirnya resmi berpisah dengan Radio Mara. Radio yang telah ia besarkan dan bisa berjejer dengan sejumlah radio top lain di Bandung waktu itu, kini hanya tinggal meninggalkan kenangan bersamanya.

Halaman 2 dari 2
(ral/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads