Candi Bojongmenje Bandung: Terlupakan, Terendam dan Tercemar Polusi

Candi Bojongmenje Bandung: Terlupakan, Terendam dan Tercemar Polusi

Yuga Hassani - detikJabar
Sabtu, 28 Mei 2022 13:01 WIB
Kondisi Situs Candi Bojongmenje Rancaekek Tak Terawat
Situs Candi Bojongmenje (Foto: Yuga Hassani)
Bandung -

Situs Candi Bojongmenje yang berada di Kampung Bojong Menje, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, sering terlanda banjir. Hal tersebut terjadi jika hujan dengan intensitas tinggi turun di kawasan tersebut.

Juru pelihara Situs Candi Bojongmenje, Dadang Nugraha (30) mengatakan banjir tersebut rata-rata memiliki ketinggian 1,5 meter. Tenggelamnya situs kerap menjadi langganan tiap tahunnya.

"Kalau banjir ini sudah menjadi rutinitas wilayah Bojongmenje ini. Dari intensitas hujan dalan setahun itu bisa minimal 3 kali kita selalu terendam. Dengan tinggi 1,5 meter, jadi udah jadi rutinitas tahunan," ujar pria yang kerap disapa Danu kepada detikJabar, Jumat (27/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau musim hujan, wilayah Bojongmenje ini selalu terjadi banjir, karena memang lokasinya ini berada di titik terendah," katanya melanjutkan.

Pihaknya menjelaskan lokasi situs candi Bojongmenje ini dikelilingi oleh Sungai Cimande, yang kerap meluap jika hujan dengan intensitas tinggi turun.

ADVERTISEMENT

"Adanya sungai yang tak jauh dari lokasi candi menjadi salah satu faktor terjadinya banjir, karena untuk wilayah Bojongmenje itu dilingkari oleh sungai Cimande," ucapnya.

Dia menuturkan situs candi Bojongmenje terletak dihimpit oleh dua pabrik tekstil yang dari cerobong pabrik tersebut kerap menimbulkan asap.

"Adanya pabrik pasti bersentuhan langsung dengan limbah. Limbah batu bara (asap) dari atas, limbah cair dari bawah, yang mana sebetulnya membutuhkan perhatian ekstra, bagaimana seharusnya melakukan prioritas menangai hal itu," kata Danu.

Pihaknya menegaskan asap yang keluar dari pabrik tersebut memberikan efek yang begitu besar. Salah satunya adalah beberapa tanaman yang ada di situs Candi Bojongmenje tidak tumbuh dengan sempurna.

"Asap pabrik mempengaruhi ke lokasi candi. Bisa dilihat efeknya asap batu bara itu dari tanaman dan buah-buahan tidak ada yang matang, semuanya busuk. Jadi tidak bisa dimakan, terus daun-daunnya juga bisa dilihat hitam-hitam. Itu merupakan efek dari asap pabrik," ujarnya.

Menurut hasil penelitian situs Candi Bojongmenje diperkirakan dibangun pada abad ke-7 dan ke-8 silam. Dengan itu terlihat dari reruntuhan candi terlihat sederhana.

Danu menjelaskan lokasi penggalian pertama candi Bojongmenje seluas 6x6 meter. Sementara hasil penelitian, luas candi tersebut berukuran 30 hektar dan typical candi Bojongmenje bukan candi tunggal melainkan candi komplek.

"Kalau dilihat dari denahnya itu seperti miniatur Candi Borobudur, bentuknya itu persegi empat. Cuma indikasinya itu kata tim ahli itu Candi Bojongmenje itu candi komplek, bukan candi tunggal. Jadi masih banyak candi lainnya di sekitar wilayah Bojongmenje yang belum ditemukan. Makanya di wilayah-wilayah sini indikasinya masih ada," ucapnya.

"Menurut penelitian luasnya sebesar 30 hektar. Dengan batas utara ada di jalan Nasional Rancaekek - Cicalengka, batas selatan ada di Perbatasan Jalan Desa Cangkuang, batas Barat ada di batas Sungai Cimande, dan wilayah Timur ada di batas sungai Cimande," pungkasnya.

(bbn/yum)


Hide Ads