Kota Bandung telah menyandang status sebagai Kota Angklung. Respons positif pun membanjiri deklarasi Bandung Kota Angklung.
Sam Udjo anak kedua dari pendiri Saung Angklung Udjo mengaku bersyukur adanya deklarasi Bandung Kota Angklung. Sam Udjo menceritakan angklung sebelumnya tak populer di mata masyarakat. Namun, semenjak UNESCO menetapkan angklung sebagai warisan budaya, alat musik tradisional tersebut kian melejit dan digandrungi masyarakat.
Sam Udjo mengatakan deklarasi Bandung Kota Angklung merupakan komitmen yang harus dirawat. "Harus ada dukungan dari seniman, masyarakat pencinta angklung. Bandung ini bagian kecil dari Indonesia. Harus terus sebar luaskan dan memasyarakatkan," kata Sam, Jumat (27/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sam Udjo menjelaskan angklung sejatinya milik Indonesia. Sehingga, deklarasi Bandung Kota Angklung harus bisa dinikmati oleh daerah lainnya, khususnya di Jabar. Sam Udjo menjelaskan beberapa daerah seperti Kabupaten Kuningan dan Garut memiliki keterikatan dengan kesenian angklung.
"Bahan baku angklung juga tidak ada di Bandung. Bahan baku atau bambu angklung berasal darin Sukabumi. Kita ingin semuanya dilibatkan. Agar sebaran deklarasi kota angklung ini lebih bagus," kata Sam Udjo.
Sam Udjo mengaku Saung Angklung Udjo pernah merintis untuk memasyarakatkan kesenian angklung ke sejumlah provinsi. Salah satunya dengan cara kolaborasi.
"Dulu kami merintis kolaborasi angklung dengan kolintang dari Sulawesi, sasando dari NTT, dan talempong dari Palembang. Jadi, angklung bisa meluas se-Indonesia," ucap Sam Udjo.
Sam Udjo juga mendorong agar Pemkot Bandung tak merasa puas dengan program kesenian angklung di dunia pendidikan, atau sekolah-sekolah. Menurutnya, deklarasi Bandung Kota Angklung menjadi gerbang untuk melestarikan kesenian secara luas. Sam Udjo berharap muncul kelompok kesenian angklung di level kecamatan.
"Kalau ada kesadaran masyarakat dan membentuk klub angklung. Ini adalah indikator bahwa angklung memasyarakat," ucap Sam Udjo.
Sementara itu, pimpinan Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat Udjo mengatakan deklarasi Bandung Kota Angklung merupakan pintu masuk agar kesenian asli Jabar itu lestari.
"Kita ingin melindungi dan mempromosikan. Sehingga, dengan dibukanya pintu masuk ini menjadi sebuah kewajiban bersama," ucap Taufik.
Taufik mengatakan ekosistem kesenian angklung harus terus hidup dan berkembang. Salah satu kuncinya adalah tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk berkesenian.
(sud/mso)