Mengenal Masjid Pusdai Jabar, Bergaya Timur Tengah Campur Sunda

Mengenal Masjid Pusdai Jabar, Bergaya Timur Tengah Campur Sunda

Sudirman Wamad - detikJabar
Selasa, 05 Apr 2022 13:44 WIB
Masjid Pusdai Jabar
Masjid Pusdai Jabar (Foto: Sudirman Wawad/detikJabar).
Bandung -

Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat (Jabar) salah satu masjid pelat merah yang menjadi pusat pengembangan kegiatan. Usia Masjid Pusdai sudah sekitar seperempat abad.

Masjid Pusdai Jabar disebut juga sebagai Islamic Center Jabar. Dalam situs pusdai.or.id menjelaskan alasan Masjid Pusdai Jabar tak menggunakan nama Islamic Center. Saat itu, kata Islamic Center belum banyak digunakan saat ide pendirian Masjid Pusdai.

Masjid Pusdai sendiri diresmikan 1997, namun ide dan gagasan pendirian masjidnya sudah dilakukan dua dekade sebelum diresmikan. Pembangunan Masjid Pusdai Jabar melewati perjalanan panjang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masjid Pusdai Jabar ini bergaya Timur Tengah dan Turki. Pola geometris dan lengkung mudah ditemukan di Masjid Pusdai Jabar. Atap masjidnya menggunakan model tropis dengan bentuk limasan.

Dalam situs resminya, menara Masjid Pusdai menyimbolkan soal keesaan Tuhan. Melambangkan kejujuran, efesien, kesederhanaan dan fungsional. Sementara itu, secara estetika menggunakan filosofi Sunda. Ini terlihat di bagian dinding dan kolom berupa ukiran tanaman khas Sunda seperti patrakomala, hanjuan dan melati.

ADVERTISEMENT

Kompleks Pusdai Jabar berdiri di lahan seluas 45.0000 meter persegi. Bangunannya terdiri dari dua lantai, total luasnya sekitar 13.832 meter persegi. Kemudian, plaza atau tempat terbukanya seluas 3.375 meter persegi. Dan beberapa elemen lainnya.

Arsitek Masjid Pusdai Jabar ini adalah Slamet Wira Sonjaya. Arsitek masjid ini merupakan salah satu dosen Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Saat salat tarawih perdana di Masjid Pusdai Jabar, Ridwan Kamil menyampaikan bahwa dirinya ikut membantu proses pembangunan Masjid Pusdai Jabar.

Ridwan Kamil turut membuat desain Masjid Pusdai Jabar. Ia pun terharu saat melihat jemaah salat tarawih perdana Ramada 1443 Hijriah di Masjid Pusdai Jabar.

"Tahun 1994, waktu saya mahasiswa. Saya ikut mendesain Masjid Pusdai membantu dosen saya. Buat apa kalau punya ilmu kalau tidak dimanfaatkan," kata Ridwan Kamil belum lama ini.

Pembebasan Lahan

Awal proses pembangunan Masjid Pusdai Jabar ini terjadu di era Gubernur Jabar Aang Kunaefi. Aang menerbitkan SK Gubernur No. 593.82/SK.133-Pem.Um/82 tertanggal 18 Januari 1982 tentang penetapan lokasi Pusat Pengembangan Islam (Islamic Centre) Annex Masjid Raya di Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung. Dibangun sebagai satu kesatuan dengan Monumen Perjuangan Rakyat Jabar, Museum Perjuangan Rakyat Jabar dan lapangan upacara Pemprov Jabar.

Terbitnya SK Gubernur Jabar itu menjadi penanda dimulainya pembangunan masjid. Akhirnya ditetapkanlah lokasi pembangunan, yakni Kelurahan Cihaur Geulis, Kecamatan Cibeunying, Kota Bandung tepatnya di Jalan Diponegoro dan sebelah barat gedung RRI Bandung.

Dari 1982 hingga 1991, atau selama sembilan tahun dihabiskan untuk proses pembebasan lahan. Warga sekitar masjid dipindahkan ke permukiman di daerah Cibeunying Kolot, Mandala Mekar dan Cibiru Hilir. Pembebasan lahan dan relokasi warga itu menghabiskan anggaran Rp 20 miliar.

Setahun setelah pembebasan dan relokasi lahan, proses pembangunan masjid pun dimulai, tepatnya 1992. Saat itu era Gubernur Jabar Yogi S Mamet. Pembangunan dilaksanakan selama enam tahun. Anggarannya mencapai Rp 27 miliar.

Satu bulan menjelang Ramadan tepatnya pada tanggal 2 Desember 1997, atau tanggal 2 Syakban 1418 Hijriah, Islamic Centre Jabar diresmikan dengan nama Pusat Dakwah Islam Jabar, dan diresmikan Gubernur Jabar R Nuriana.

Ketua DKM Pusdai Jabar Adang Hambali mengatakan pihaknya menerapkan salat 11 rakaat saat salat tarawih sejak pertama berdiri. Hingga saat ini, 11 rakaat masih dilaksanakan.

Selain menjaga tradisi yang sudah dilaksanakan oleh Masjid Pusdai Jabar, Adang Hambali mengaku akan terus mengembangkan Pusdai untuk terus mencetak pendakwah yang kompeten.

"Ke depan di sini akan dilakukan pembinaan kader-kader dakwah. Insya Allah ini bisa bermanfaat untuk kita semua," kata Adang Hambali.

(sud/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads