Mitos Si Kohkol dan Pantangan Orang Sumedang di Situ Gede

Mitos Si Kohkol dan Pantangan Orang Sumedang di Situ Gede

Bima Bagaskara - detikJabar
Senin, 28 Mar 2022 19:45 WIB
Kawasan objek wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya.
Situ Gede Tasikmalaya (Foto: Faizal Amiruddin/detikcom)
Majalengka -

Selain Si Layung ada ikan lain yang menjadi mitos di Situ Gede, yaitu Si Kohkol yang merupakan sosok ikan raksasa, tapi jenisnya berbeda. Si Kohkol adalah jenis ikan deleg atau ikan gabus raksasa.

Si Kohkol biasanya muncul dan terlihat oleh warga yang naik perahu atau rakit di Situ Gede. Mitosnya penampakan Si Kohkol akan terjadi pada warga yang naik rakit atau perahu tapi berbicara sembarangan atau berprilaku tak elok.

"Mitos Si Kohkol ini sering membuat perahu atau rakit terbalik, karena disundul oleh Si Kohkol," kata Kukus, warga Situ Gede pada detikJabar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika musim kemarau, debit air Situ Gede kerap menyusut drastis. Lalu dimana keberadaan Si Layung dan Si Kohkol?. Menurut Kukus, kedua ikan itu konon bermigrasi ke Situ Lengkong Panjalu Ciamis.

"Kata orang tua dulu, Situ Gede dan Situ Panjalu memiliki keterkaitan. Bahkan saling terhubung. Si Layung dan Si Kohkol juga ada di Situ Panjalu," kata Kukus.

ADVERTISEMENT

Rahmat warga lainnya mengatakan dulu di Situ Gede ini ada pantangan yakni larangan bagi warga Sumedang untuk datang ke Situ Gede. "Dulu kalau ada warga Sumedang datang, langit di Situ Gede langsung gelap, mendung. Lalu oleh kuncen diumumkan agar yang merasa orang kelahiran Sumedang pergi. Setelah pergi keadaaan normal lagi," kata Rahmat.

Dia menjelaskan mitos itu terjadi karena dalam cerita legenda Situ Gede, ada semacam konflik dengan Sumedang sehingga muncul kutukan atau larangan bagi warga Sumedang datang ke Situ Gede.

"Ada larangan selama tujuh turunan, tapi sekarang mitos itu sudah jarang terjadi. Mungkin karena sudah lebih dari 7 turunan atau bagaimana saya juga tidak tahu. Termasuk Si Layung atau Si Kohkol sekarang juga sudah jarang terlihat," kata Rahmat.

Kisah Si Layung dan Si Kohkol ini masih banyak diceritakan untuk mengingatkan agar pengunjung tak berbicara sompral.




(bba/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads