Menguak Mitos Gunung Gede Pangrango yang Terjaga Turun-temurun

Menguak Mitos Gunung Gede Pangrango yang Terjaga Turun-temurun

Ismet Selamet - detikJabar
Jumat, 18 Mar 2022 07:00 WIB
Kantor Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Kantor Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede. (Foto: Ismet Selamet/detikJabar)
Cianjur -

Di balik keindahannya, Gunung Gede Pangrango di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, punya sisi lain yang menarik. Sosok Raden Suryakencana diyakini bersemayam di puncak gunung ini.

Bukan hanya sosok Raden Suryakencana, di sini juga dipercaya terdapat kerajaan gaib. Seperti apa kisahnya?

Sejarawan sekaligus Sekretaris Lembaga Kebudayaan Cianjur (LKC) Luki Muharam menjelaskan, secara turun-temurun, sebagian warga Cianjur percaya soal mitos keberadaan Raden Suryakencana di kawasan Gunung Gede Pangrango, tepatnya di Alun-alun Suryakencana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekadar diketahui, mitos yang beredar, sosok Raden Suryakencana merupakan anak dari pernikahan Raden Aria Wira Tanu atau yang lebih dikenal Dalem Cikundul (Pendiri Cianjur) dengan seorang putri jin bernama Dewi Arum Sari.

"Dari penikahan Dalem Cikundul dengan putri dari raja jin Islam saat bertafaqur di daerah Subang itu, lahir beberapa anak. Ada yang menyebutkan dua, ada punya yang mengatakan lebih. Tapi yang lebih dikenal dua, yakni Raden Suryakencana dan Sukaesih," kata Luki kepada detikJabar.

ADVERTISEMENT

Kemudian, Raden Suryakencana ditempatkan oleh kakeknya, yakni Syeh Zubaedi, di Gunung Gede Pangrango. Sedangkan adiknya ditempatkan di Gunung Ciremai.

Bahkan, sebagian masyarakat Cianjur juga meyakini Eyang Suryakencana kerap hadir saat perayaan hari jadi Cianjur dan menunggani kuda kosong yang diarak berkeliling ketika digelar pawai.

"Suka tidak suka, warga Cianjur mempercayai keberadaan Eyang Suryakencana di Gunung Gede dan saat digelar tradisi kuda kosong, Suryakencana menaiki kuda tersebut," tuturnya.

Selain itu, berdasarkan cerita rakyat di Cianjur, di Gunung Gede Pangrango tepatnya di Alun-alun Suryakencana juga terdapat kerajaan gaib. Di kawasan tersebut berdiri megah 24 leuit (tempat penampungan padi) dan 25 pohon kelapa secara berjajar.

"Adanya Raden Suryakencana dan kerjaan gaib itu membuat warga Cianjur menjadikannya sebagai tempat yang sakral dan suci," ucap dia.




(ors/bbn)


Hide Ads