Harga Daging Ayam Naik, Pedagang Kuliner hingga Anak Gym Meradang

Kota Tasikmalaya

Harga Daging Ayam Naik, Pedagang Kuliner hingga Anak Gym Meradang

Faizal Amiruddin - detikJabar
Senin, 15 Sep 2025 16:30 WIB
Pedagang daging ayam di Pasar Cikurubuk Tasikmalaya sedang melayani pembeli.
Pedagang daging ayam di Pasar Cikurubuk Tasikmalaya sedang melayani pembeli. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Kalangan ibu rumah tangga dan pedagang kuliner di Tasikmalaya meradang. Pasalnya harga daging ayam dalam beberapa hari terakhir terus melambung.

Pada Senin (15/9/2025) ini harga daging ayam di Pasar Induk Cikurubuk dibanderol dengan harga Rp 42 ribu hingga 43 ribu per kilogram.

"Pusing jadinya, daging ayam mahal, biasa beli Rp 36 ribu atau Rp 38 ribu, sekarang Rp 43 ribu. Melonjak sekali," kata Lusi Nurasyiah (40) warga Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keluhan serupa diungkapkan Zeni Amar, warga Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya. Dia yang merupakan pehobi olahraga angkat beban, mengaku kaget dengan kenaikan harga daging ayam. Sebagai anak gym, dia rutin membeli daging ayam untuk memenuhi asupan protein.

ADVERTISEMENT

"Dada ayam sekarang Rp 52 ribu per kilogram, biasanya tak lebih dari Rp 45 ribu," kata Zeni.

Setiap pekan Zeni mengaku setidaknya membeli dada ayam tanpa tulang sebanyak 2 kali. "Harga Rp 52 ribu itu dada ayam fillet," kata Zeni.

Keluhan serupa juga diungkapkan Atik, pemilik warung nasi di Jalan Tarumanagara Kota Tasikmalaya. Untuk menyiasati kenaikan harga, dia memotong ayam goreng jualannya menjadi lebih kecil.

"Saya dapat harga Rp 42 ribu, mungkin karena sudah langganan. Kalau untuk pedagang repot, mau dinaikkan harga takut langganan protes. Mungkin potongannya agak dikecilkan dari biasanya," kata Atik.

Sementara itu, Dede Hendra salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Induk Cikurubuk menjelaskan kenaikan harga daging ayam sudah terjadi dalam sebulan terakhir.

Harga yang semula berada di kisaran Rp 36 ribu per kilogram, menurut Dede perlahan merangkak naik hingga menyentuh angka Rp 43 ribu per kilogram.

"Hari ini Rp 43 ribu sekilo, memang benar lagi mahal. Banyak pembeli yang protes, kami juga hanya bisa menjelaskan memang harga dari bandarnya naik," kata Dede.

Agar tak kehilangan pelanggan, Dede mengaku terpaksa memangkas keuntungan.

"Ya paling kalau beli banyak bisa Rp 42 ribu sekilo. Kalau untuk pelanggan yang rutin, seperti pedagang kuliner yang sudah jadi langganan saya kasih harga Rp 41 ribu, ya saya juga takut kehilangan pelanggan. Jadi mendingan untung tipis dari pada langganan kabur," kata Dede.

Terkait penyebab kenaikan harga daging, Dede mengaku tak tahu persis. Tapi dia menduga akibat keterlambatan panen sehingga pasokan berkurang.

"Biasanya akibat pasokan dari kandang berkurang, sementara permintaan meningkat mungkin karena sekarang bulan Mulud, banyak yang hajatan," kata Dede




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads