Puluhan Juta UMKM di Indonesia Terganjal Permodalan

Puluhan Juta UMKM di Indonesia Terganjal Permodalan

Rifat Alhamidi - detikJabar
Senin, 04 Agu 2025 16:45 WIB
Ilustrasi UMKM
Ilustrasi UMKM. Foto: dok. Kemenkeu
Bandung -

Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) membeberkan kondisi UMKM di dalam negeri. Keberadaan usaha mikro kecil dan menengah itu masih terganjal masalah permodalan dan sulit untuk menjangkau pasar global.

Dalam surveinya, APINDO merilis ada 66 juta UMKM di Indonesia. Namun masalahnya, 51 persen UMKM itu masih kesulitan memperoleh pembiayaan, dengan 80 persennya masih bergantung terhadap modal pribadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan hanya 4,1 persen yang berhasil menembus rantai nilai global sehingga tertinggal jauh dibandingkan Vietnam (24 persen), Thailand (29 persen), atau Singapura (41 persen)," kata Ketua Umum APINDO Shinta W Kamdani dalam keterangannya di acara APINDO Expo & UMKM Fair 2025 di Bandung, Senin (4/8/2025).

Padahal menurut APINDO, keberadaan UMKM sudah menyumbang daya tahan terhadap ekonomi nasional. Sebanyak 97 persen tenaga kerja Indonesia bisa terserap, hingga menopang produktivitas melalui kontribusi 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

ADVERTISEMENT

Namun masalahnya, UMKM di Indonesia masih menghadapi tantangan menembus pasar global. APINDO mencatat, baru 7 persen UMKM Indonesia yang terhubung dengan rantai pasok domestik, sementara hanya 4,1 persen yang dapat mengakses nilai pasar global atau global value chain.

"Lalu kontribusi ekspor UMKM Indonesia baru mencapai 15,7 persen, jauh di bawah Singapura (41 persen) dan Thailand (29 persen)," bebernya.

Acara APINDO pun digagas untuk mempertemukan ribuan pelaku UMKM dengan pelaku usaha besar, pemerintah, investor, dan pemangku kebijakan. Tidak hanya pameran produk unggulan dari berbagai daerah, acara ini juga dilengkapi dengan workshop tematik, pelatihan, dan diskusi kebijakan seperti digitalisasi, ekspor, pembiayaan inklusif, serta inovasi produk dan manajemen usaha.

Ketua Bidang UMKM dan Koperasi APINDO, Ronald Walla membeberkan, hingga 2024, APINDO telah menggagas program APINDO UMKM Merdeka (AUM) yang menjangkau 425 UMKM di 9 provinsi. Program ini melibatkan 247 mahasiswa dari 164 perguruan tinggi, didampingi 173 mentor dan 27 perusahaan mitra.

"Ini adalah saatnya bagi UMKM untuk menjadi bagian penting dari peta ekonomi nasional yang baru," katanya.

Ketua DPP APINDO Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik mengatakan, acara ini bisa menjadi jembatan kepentingan pelaku usaha, masyarakat, dan pemerintah daerah. Acara ini bisa memberikan ruang bagi UMKM untuk menunjukkan kualitas produk serta memperluas jaringan usaha.

"Kami percaya bahwa kemajuan ekonomi harus dimulai dari level akar rumput. Karena itu, APINDO Expo dan UMKM Fair diharapkan menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara dunia usaha dan pemerintah dapat menghadirkan dampak positif yang dirasakan langsung oleh masyarakat," pungkasnya.

(ral/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads