detikcom Regional Summit

Rebana Harapan Baru Jawa Barat

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 16 Mei 2025 14:19 WIB
detikcom Regional Summit di Kawasan Rebana, Jawa Barat (Foto: detikcom)
Bandung -

Kawasan Rebana didorong menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Barat. Terdiri dari tujuh daerah, meliputi Kabupaten Majalengka, Indramayu, Kuningan, Subang, Sumedang, Cirebon dan Kota Cirebon, kawasan Rebana disebut-sebut bakal menjadi masa depan ekonomi Jabar.

Akan tetapi, di tengah segudang potensi yang ada di kawasan tersebut, masih terdapat ragam tantangan yang harus dihadapi masing-masing daerah. Mulai dari penyiapan sumber daya manusia, daya dukung lingkungan dan tantangan lainnya.

Demi mengurai dinamika dan tantangan yang dihadapi, detikcom menginisiasi sebuah forum diskusi bertajuk 'detikcom Regional Summit'. Acara itu bakal dihadiri perwakilan pemerintah dari tingkat pusat hingga daerah.

Event penting ini akan digelar di kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Majalengka pada Senin (19/5/2025), pukul 13.00 WIB. Pada acara itu sejumlah narasumber, mulai dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Jaksa Agung Burhanuddin dan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dijadwalkan hadir untuk memberi pandangannya terkait pengembangan kawasan Rebana.

Selain itu, beberapa kepala daerah yang masuk kawasan Rebana, seperti Bupati Majalengka Eman Suherman, Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, Wali Kota Cirebon Effendi Edo, Bupati Cirebon Imron dan Bupati Subang Reynaldy Putra Andita, Bupati Indramayu Lucky Hakim juga akan hadir di acara tersebut. Mereka akan memaparkan segudang potensi dan juga tantangan yang dihadapi dalam pengembangan kawasan tersebut.

Acara 'detikcom Regional Summit' ini bakal dipandu langsung oleh Pemimpin Redaksi detikcom Alfito Deanova. Selain itu, kegiatan tersebut bisa disaksikan melalui live streaming di detikcom dan detikJabar.

Menyambut Geliat Investasi

Daerah-daerah yang berada di kawasan Rebana pun telah bersiap. Langkah-langkah untuk menyambut investor dan menyerap ledakan tenaga kerja telah dipersiapkan

Bupati Indramayu Lucky Hakim mengklaim tingkat kepuasan investor cukup tinggi. Ia menilai hal ini bisa menjadi 'karpet merah' bagi para investor di kawasan Rebana, khususnya di Indramayu.

"Tadi testimoni dari beliau-beliau itu aman, nyaman dan sejauh ini tingkat kepuasannya itu tinggi," kata Lucky Hakim.

Ia berharap Kabupaten Indramayu sebagai salah satu wilayah penyangga kawasan Rebana bisa jadi rekomendasi bagi para pengusaha dari luar yang ingin berinvestasi.

"Mungkin akan menjadi rekomendasi untuk pengusaha-pengusaha di luar, untuk bisa datang ke Indramayu. Karena sudah ada testimoni," ujarnya.

Saat ini, Indramayu telah menyiapkan 18.000 tenaga kerja untuk pabrik alas kaki.

Sementara itu, Majalengka bersiap memberikan 'karpet merah' bagi para investor, baik dari dalam maupun luar negeri. "Dengan adanya Segitiga Rebana, Majalengka harus ramah investor. Kita sambut peluang itu perkembangan ekonomi Majalangka," kata Wakil Bupati Majalengka Dena Muhamad Ramdhan.

Untuk menyambut hal tersebut, kata Dena, Pemkab juga tengah berusaha mempermudah regulasi perizinan dan tata ruang wilayah. Regulasi baru tersebut sudah diajukan dan tinggal menunggu pelaksanaan.

Dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) sebelumnya, kawasan industri di Majalengka hanya ditetapkan di dua kecamatan melalui Perda Nomor 11 Tahun 2011. Kini, total Delapan kecamatan yang masuk kawasan peruntukan industri (KPI), Jatitujuh, Kertajati, Kadipaten, Kasokandel, Jatiwangi, Ligung, Palasah, dan Sumberjaya.

Sama halnya dengan Majalengka, Kabupaten Cirebon juga telah bersiap menyambut investor salah satunya dengan menetapkan RTRW. Pemkab Cirebon pun mengklaim, tren investasi di Cirebon mulai positif. Sepanjang tahun 2024, nilai investasi meningkat sebesar Rp100 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sebelumnya Rp3 triliun pada 2023, kini menjadi Rp3,1 triliun, atau naik 3,79 persen.

"Dengan disahkannya RTRW ini, sekarang kita punya landasan hukum yang jelas. Tahun 2025 ini kita juga sudah mulai masuk ke proses penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)," ujar Bupati Cirebon Imron.

Imron menambahkan, kejelasan tata ruang menjadi aspek krusial bagi para investor. Tanpa kepastian tersebut, banyak investor ragu untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Cirebon.

Namun, nasib lain dirasakan Kota Cirebon. Tren investasi di daerah penyangga kawasan Rebana itu tak seperti Cirebon dan Majalengka. Selama tiga tahun terakhir nilai investasi di Kota Cirebon mengalami penurunan.

Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Cirebon, pada tahun 2022 investasi di Kota Cirebon mencapai Rp6.595.330.510.285. Kemudian, mengalami penurunan pada tahun 2023, yakni menjadi Rp4.262.770.953.057. Penurunan nilai investasi pun terus terasa hingga 2024, yakni menjadi Rp2.731.186.992.794.

Sedangkan untuk investornya sendiri selama tiga tahun terakhir kondisinya naik-turun, di tahun 2022 ada 6.008 investor. Kemudian pada tahun 2023 ada 5.855 investor, dan pada tahun 2024 ada 10.737 investor.

Kepala Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal (DPMPTSP) Kota Cirebon Uni Wahyuni memaparkan naiknya investor di tahun 2024 disebabkan karena banyaknya UMKM yang mengurus NIB (Nomor Induk Berusaha). Sehingga, jumlah investor naik, meski nilai investasinya menurun.

"Kalau untuk jumlah investor melampaui target semua, tapi berbanding terbalik dengan jumlah investasi selama tiga tahun terakhir, menurun semua. Kebanyakan investor juga itu UMKM, karena investornya UMKM jadi nggak sebanding sama nilai investasi. Kebanyakan investasinya dalam bidang perdagangan makanan atau food industry," tutur Uni.


(sud/mso)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork