Lambaian daun berwarna kekuningan mengundang perhatian warga di Pasar Jatibarang, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu. Menjelang Lebaran, penjualan janur kelapa tak pernah kehabisan pembeli.
Acuy (38) yang berdiri di samping bundelan daun muda kelapa itu tak pernah bosan menjawab ragam pertanyaan. Dari menanyakan harga hingga tawar menawar tidak boleh dihindarkan.
Baca juga: 7 Fakta Isu Perselingkuhan yang Menerpa RK |
Tidak butuh waktu lama, bundelan daun kelapa yang didatangkan dari Pangandaran, habis diburu pembeli. Bahkan, Acuy sudah mendapat pesanan sejak sepekan terakhir menjelang Lebaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari 10 hari sebelum Lebaran sudah ada yang pesan. Kalau baru dikirim habis lagi, ya karena lagi banyak yang cari sih," ucapnya ditemui detikJabar, Sabtu (29/3/2025).
Setiap harinya, Acuy bisa menjual 40 hingga 60 ikat janur. Untuk setiap batang atau ikat janur, Acuy membanderol dengan harga sekitar Rp40 ribu.
"Itu yang super kalau daunnya agak layu (kering) bisa kita kurangi lagi harganya," ujar Acuy.
Usaha musiman yang digeluti Acuy sejak 7 tahun lalu terbilang moncer. Di lapak Jatibarang ini, omzet per hari yang diterima Acuy bisa mencapai Rp2 juta lebih.
"Ya sehari itu bisa menjual sekitar 60 batang/ ikat janur," katanya.
Tidak jarang Acuy pun menerima pembeli yang sedang membuka usaha cangkang ketupat. Ade misalnya, warga Desa Jayalaksana, Kecamatan Kedokan Bunder tak mau ketinggalan untuk memborong janur kuning tersebut.
Ade mengaku akan menjual kembali setiap daun janur itu di desanya. Sebagian ia pun anyam ragam cangkang ketupat.
"Kebetulan saya punya warung jadi sekalian jualan daun janur ini. Kadang dibikin cangkang ketupat. Ada jenis ketupat bawang dan segi empat," ujar Ade sambil mengikat janur di sepeda motornya.
Namun, kali ini Ade tidak berani membeli janur terlalu banyak. Sebab, selain mulai mendekati hari Lebaran, harga setiap ikat janur pun dirasakannya cukup mahal. "Harga lagi naik semua. Ini kelapanya juga naik," ucap Ade.
(iqk/iqk)