Pedagang pakaian di Pasar Manis Ciamis mengeluhkan sepi pembeli meski sudah mendekati Lebaran. Hingga hari ke 18 Ramadan, Pasar Manis Ciamis nampak sepi pengunjung, Selasa (18/3/2025).
Pantauan detikJabar, blok A Pasar Manis Ciamis yang khusus untuk pedagang pakaian nampak masih lengang. Terlihat juga sejumlah kios yang tutup. Meski pun ada pengunjung yang cukup banyak hanya di bagian pedagang sayuran dan sembako.
Sepinya Pasar Manis Ciamis diakui warga pasar terjadi sudah cukup lama. Padahal pedagang pakaian di Pasar mengandalkan momen Lebaran tersebut untuk panen setahun sekali.
"Dari awal puasa tanggal 1 sampai 5 Ramadan tidak ada satu pun barang yang keluar, kosong pisan. Kalau dulu di awal bulan itu ramai bisa dapat omzet jutaan, sekarang turun sampai 90 persen. Kondisi pasar sekarang sepi," ujar Bunda (54), istri Didi, pedagang pakaian di Blok A Pasar Manis Ciamis.
Bunda yang sudah berjualan sejak tahun 1995 ini menyebut kondisi Pasar Manis Ciamis mulai sepi setelah pandemi COVIS-19 di tahun 2023. Sepinya pasar disinyalir karena sejumlah faktor, salah satunya daya beli masyarakat yang turun.
"Daya beli turun dan juga bagi toko pakaian di pasar kalah saing dengan ramainya toko online. Jadi saya hanya mengandalkan pembeli yang datang ke pasar. Tidak ikutan online kalau sudah tua mah susah. Omzet sekarang kadang ada, sering juga kosong (tidak keluar barang)," ungkapnya.
Bunda pun mengenang masa-masa kejayaan usahanya saat menjelang Lebaran. Hal itu dialaminya di tahun 90-an hingga awal tahun 2000-an. Ia mampu meraup omzet Rp1 juta per hari hingga Rp10 juta di momen-momen tertentu, hari besar atau akhir pekan.
"Dulu rata-rata Rp1 juta, akhir pekan sampai Rp10 juta. Kalau di momen Ramadan, puncaknya itu di hari ke 26 sampai 28. Untuk barang dulu saya belanja ke Bandung tapi karena sepi, sekarang hanya sampai Tasikmalaya saja," ungkapnya.
Sementara itu, Tata pedagang pakaian lainnya memilih peruntungan lain di momen Ramadan menjelang lebaran ini. Sepinya penjualan pakaian di pasar, membuatnya beralih menjadi penjual kue dengan memanfaatkan sebagian kios pakaiannya.
"Sekarang untuk pakaian di pasar sulit karena banyak yang sudah online. Sekarang beralih ke kue, mudah-mudahan ada rezekinya. Alhamdulillah dari kios pakaian dulu yang rampai sudah bisa menyekolahkan hingga menguliahkan anak," jelasnya.
(sud/sud)