Mie Akup, Kuliner Ikonik Bandung yang Tetap Eksis Sejak 1987

Mie Akup, Kuliner Ikonik Bandung yang Tetap Eksis Sejak 1987

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 09 Feb 2025 18:30 WIB
Mie Akup Bandung.
Foto: Wisma Putra/detikJabar
Bandung -

Persaingan bisnis kuliner di Kota Bandung memang tidak mudah, apalagi bagi Mie Akup yang telah meramaikan dunia kuliner sejak 1987. Berawal dari strategi bisnis yang kurang tepat yang diterapkan oleh sang ayah, Haji Akup Sanroat, Muri Wibowo terus belajar dan mengembangkan usaha kuliner keluarga ini.

Saat ini, Mie Akup memiliki tujuh outlet dan lebih dari 60 mitra yang tersebar di wilayah Bandung. Di bawah kepemimpinan Muri, usaha ini juga telah berkembang dengan dukungan sekitar 70 karyawan yang bertugas di bagian produksi hingga operasional outlet.

Muri mengakui bahwa masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dilakukan, salah satunya adalah meningkatkan kualitas produksi serta memperkuat standar operasional prosedur (SOP) bagi mitra-mitra Mie Akup. Edukasi terhadap mitra menjadi langkah penting agar usaha ini tetap eksis dan mampu menghadapi tantangan zaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Makanya sekarang salah satu upaya kita di outlet selain kita nguatin outlet pusat tahun ini tuh rencananya outlet-outlet mitra kita mulai edukasi. Sebenarnya edukasi udah lama, kita udah kasih tau mereka kita ada sistem baru, harus pake ketentuan begini-begini, branding nya harus begini-begini, itu sudah dijelaskan sejak lama," kata Muri saat berbincang dengan detikJabar di Mie Akup di Jalan Mekar Utama, Mekarwangi, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung, belum lama ini.

Menurutnya, penerapan SOP sangat penting untuk menjaga kualitas produk. Jika ada mitra yang tidak mengikuti aturan, dampaknya akan dirasakan langsung oleh Mie Akup. "Cuman ya karena mitra mungkin sudah perjualan lama mungkin dari jaman tahun 80-an akhirnya mereka ya kadung nyaman lah. Beberapa mitra ada yang kita minta ganti brand-nya karena gak memenuhi syarat juga sudah ada. Nah tahun ini tuh targetnya kita mau ngerapihin mitra-mitra. Jadi kita mau ajak mitra gunakan sistem dan SOP yang sekarang kita lagi jalanin kalau misalkan mereka gak mau ya kita minta untuk rebrand, diganti brand jadi gak Akup lagi. Tapi nanti kita sebagai wujud support nanti di wujudnya kita pake model brand by Akup," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Inovasi Menu untuk Menyesuaikan Tren Pasar

Mie Akup Bandung.Mie Akup Bandung. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Selain memperkuat sistem mitra, Muri juga menyadari pentingnya inovasi menu agar Mie Akup tetap relevan dengan selera pasar. Meski tetap mempertahankan menu utama yang telah dirintis oleh sang ayah, ia mulai menambahkan variasi sejak mengambil alih bisnis ini pada 2016.

"Kita mulai variasi banyak itu justru 2016 ke sini semenjak saya pegang. Tambahannya dimsum terus tahu siomay terus kita tambah variasi yamin balado terus dulu sempet juga kita ngeluarin varian-varian sambal, kayak sambal matah, sambal ijo. Tapi gak semua jadi menu tetap cuman menu-menu yang ketika promo rame. Tapi ada yang kita jadikan menu tetap salah satunya yamin balado," tuturnya.

Target pasar Mie Akup adalah konsumen berusia 23 hingga 40 tahun dengan kisaran harga menu antara Rp16.000 hingga Rp40.000. Selain dijual di outlet dan mitra, produk Mie Akup juga tersedia untuk restoran dan pedagang mie ayam lainnya.

"Jadi di pabrik juga sekarang produksi rata-rata perhari sampai 7 kuintal untuk 3 produk ini, mie, bakso, sama kulit pangsit. Kita juga jual ke umum. Ada beberapa resto yang pakai, terus pedagang-pedagang mie ayam juga ada yang pake mie kita. Cuman dengan brand mereka masing-masing juga ada. Jadi selain kita jual ke mitra kita jual juga ke yang di luar mitra. Itu gak masalah," jelasnya.

"Ke depannya kita bakal ada tambahan menu, kita mungkin menu-menu fusion yang kita bakal masukin karena kan kita lihat tren di Bandung juga sekarang sudah berkembang cukup besar. Kalau kita gak ngikutin trendnya juga kita mungkin bakal ketinggalan jauh nanti mungkin ada menu-menu untuk sarapan, menu-menu untuk menu-menu lain selain ini kita bakal masukin, tapi gak keluar dari konsep sini," terangnya.

Transformasi Outlet untuk Kenyamanan Pelanggan

Dari tujuh outlet yang dimiliki, empat di antaranya telah mengalami modernisasi, yaitu di Mekarwangi, Antapani, Metro, dan Gerlong. Muri ingin agar pelanggan lebih nyaman menikmati hidangan Mie Akup dengan suasana yang lebih modern.

"Nah, yang sudah modern begini, sekarang baru di sini (Mekarwangi) di Antapani, di Metro sama di Gerlong, ada empat. Sebenernya si rebrandingnya juga ini masih proses," tambahnya.

Selain itu, Mie Akup berencana membuka cabang yang lebih besar dengan kapasitas hingga 200 pengunjung di pusat Kota Bandung. Rencana ekspansi juga mencakup pembukaan cabang di beberapa rest area.

Melanjutkan Warisan Sang Ayah

Haji Akup Sanroat memiliki tiga anak, bernama Agung Novita Setiani, Muri Wibowo dan Satrio Wicaksono Pininggit. Saat ini bisnis Mie Akup dilanjutkan oleh Muri, selain itu, tahun 2025 ini sang adik Satrio Wicaksono Pininggit juga turut membantu Muri.

"Adik sekarang kebetulan ikut baru tahun ini, jadi adik-adik saya lulus SMA kuliah di Unikom, dia juga gak beres kuliah gak beres kuliah, akhirnya daripada luntang-lantung, dia bantu aja awalnya bantu-bantu, cuman saya liat, ini dia hobi juga nih kayaknya sekarang dia pegang produksi," ujar Muri.

Muri mengakui bahwa meskipun cita-citanya adalah menjadi dokter, kecintaannya terhadap bisnis kuliner membuatnya memilih meneruskan usaha keluarga. "Kayaknya passion saya di sini. Tapi waktu itu juga pas lagi kuliah sebetulnya kondisi waktu itu oke, saya bisa ngikutin pelajaran, cuman karena memang saya sudah kadung disini mungkin ya udah jatuh cinta banget sama dunia usaha dan ada salah satu faktor emosi sebenarnya, saya kan pikir Mie Akup sudah cukup menghibur di keluarga saya lama kalo gak ada yang nerusin kan saya pikir sayang juga, makanya ya sudah lah, cita-cita saya mungkin bisa di nomor duakan," tututnya.

Sang ayah, Haji Akup, sebelum meninggal sempat berpesan agar Mie Akup dikelola dengan baik dan tetap menjaga kualitas. Ia juga mengingatkan agar tidak ada perseteruan dalam keluarga terkait bisnis ini.

"Oke, waktu kapan ya, pas lagi almarhum menjelang meninggal itu, salah satu kekhawatirannya adalah takut rebutan, itu hal yang sangat wajar menurut saya dan saya pun dari awal berkomitmen sama bapak pokoknya saya niatkan ini menjadi besar, pada akhirnya menjadi legacy dan amal jariyah untuk almarhum bapak dan saya pengen mengelola ini sefair mungkin, seadil mungkin makanya untuk yang 7 outlet nanti saya sudah PT-kan, nanti menyusul yang pabrik juga nanti saya akan PT-kan juga, jadi saya akan mengelola ini secara profesional," jelasnya.

Selain itu, menjaga kualitas produk tetap menjadi prioritas utama Muri. "Jaga selalu kualitas, pokoknya jadi hal yang nomer satu harus dijaga di Mie Akup dan komitmen almarhum terhadap kualitas dari dulu luar biasa, saya membersamai beliau dari 2016 mulai ikut terjun belajar, ngajarin betul-betul detail dari mulai bikin mie nya, terus dari mulai mengelola orangnya, dari mulai mengelola keuangannya beliau ngajarin betul dan beliau titip masalah kualitas jadi nomor satu yang harus dijaga," pungkasnya.

(wip/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads