Tantangan dan Kendala Merealisasikan Rencana Reaktivasi Bandara Husein

Tantangan dan Kendala Merealisasikan Rencana Reaktivasi Bandara Husein

Nur Khansa Ranawati - detikJabar
Senin, 20 Jan 2025 20:30 WIB
Petugas Avsec melakukan patroli di pintu keberangkatan domestik Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Kamis (16/1/2025). PJ Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin tengah mengkaji terkait pembukaan kembali rute penerbangan di Bandara Husein Sastranegara yang direncanakan oleh Wali Kota bandung terpilih Muhammad Farhan serta meminta agar sejumlah pihak terkait mencari solusi bersama. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/Spt.
Bandara Husein Sastranegara (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi).
Bandung -

Wacana reaktivasi Bandara Husein Sastranegara hingga saat ini masih menjadi polemik. Rencana yang mencuat dari janji kampanye Wali Kota Bandung terpilih Muhammad Farhan tersebut masih belum mendapat lampu hijau sepenuhnya dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Skema pembagian rute penerbangan dan fungsi bandara dengan BIJB Kertajati masih terus didiskusikan.

Menanggapi hal ini, Pakar Transportasi Publik Institut Teknologi Bandung (ITB) Sonny Sulaksono menilai, Bandara Husein Sastranegara sebenarnya sudah tidak dapat dikembangkan lagi. Beberapa penyebabnya adalah landasan pacu yang pendek, lokasi geografis yang berada di cekungan Bandung dan menyulitkan landing saat cuaca tertentu, hingga padatnya aktivitas non-komersial di area bandara.

"Harusnya berpikir, Bandara Husein itu sudah tidak bisa diapa-apain lagi. Sekarang saja di Husein ada beberapa operasional yang berjalan. Ada sekolah pilot, pesawat TNI, sampai PTDI. Untuk PTDI itu kan membutuhkan area luas untuk pengujian pesawat, jadinya malah riweuh kalau dibuka lagi," ungkap Sonny Ketika dihubungi detikJabar, Senin (20/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlebih, dia mengatakan, saat ini pemerintah telah mengeluarkan banyak sumber daya untuk membangun dan meramaikan BIJB Kertajati, termasuk akses tol yang menghubungkan Bandung Raya dengan bandara yang terletak di Kabupaten Majalengka tersebut. Bila Bandara Husein dibuka, dia mengatakan, banyak tugas yang harus diselesaikan.

"Walikota terpilih dan gubernur sebaiknya kompak, kalau Husein dibuka lagi, bagaimana pembagian frekuensi penerbangannya. Jangan sampai bersaing," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Untuk itu, dia mengatakan, selagi wacana terus bergulir, Pemerintah Provinsi Jawa Barat perlu melakukan sejumlah langkah strategis untuk meramaikan BIJB Kertajati. Sehingga, kalaupun akhirnya Bandara Husein dibuka, keduanya dapat eksis beriringan.

Tingkatkan Pemasaran

Sonny menilai, salah satu penyebab rendahnya minat warga untuk terbang dari BIJB Kertajati adalah akibat pemasaran yang minim. Padahal, ia mengatakan, pangsa pasar BIJB Kertajati tidak terbatas untuk warga Bandung Raya dan Jawa Barat saja.

"Kertajati itu kurang didorong oleh pemerintah daerahnya sendiri. Bahkan Kota Bandung pun kurang mendukung. Pasar Kertajati itu bisa untuk warga Jawa Barat bagian timur dan Jawa Tengah bagian barat. Semarang bisa ke Kertajati untuk penerbangan internasional," ungkapnya.

Sayangnya, pemerintah dinilai masih terlalu fokus untuk sekedar memasarkan bandaranya, tanpa membuat warga tahu ketersediaan fasilitas dan aksesibilitas daerah di sekitar bandara. Sehingga, warga lebih memilih terbang dari daerah yang aksesibilitasnya lebih terukur.

"Pemasaran harus terus didorong, Kota Bandung juga jangan malah ribut sendiri untuk buka BandaraHusein. Ini kan untuk seluruh warga Jawa Barat dan sekitarnya, bukan hanya Bandung Raya,"ungkapnya.

Beri Insentif untuk Maskapai

Peningkatan frekuensi penerbangan dari BIJB Kertajati, Sonny mengatakan, harus menjadi prioritas. Hal ini harus berjalan beriringan dengan ketersediaan fasilitas moda transportasi dari dan menuju BIJB Kertajati.

"Kalau bahas ini kan seperti telur dan ayam, mana yang harus lebih dulu. Apakah penambahan rute bisa membuat orang tertarik datang ke sini sehingga shuttle ke Kertajati banyak yang pakai, atau sebaliknya. Jadi lebih baik tingkatkan saja dulu frekuensi penerbangannya. Sekarang kan sudah ada akses tol untuk ke sana," ungkapnya.

Untuk mencapai hal ini, Sonny meminta agar Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kota Bandung rajin melobi pemerintah pusat untuk meminta insentif bagi maskapai yang akan membuka rute di BIJB Kertajati. Sekaligus juga mendorong shuttle-shuttle yang ada untuk memperbanyak armada dari dan menuju Kertajati.

Membagi Rute Penerbangan

Sonny mengatakan bahwa kondisi Bandara Husein Sastranegara dan BIJB Kertajati serupa dengan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo dan Bandara Adisucipto. Bahkan, jarak tempuh dari pusat kota Yogyakarta menuju YIA lebih jauh dibandingkan dari pusat Kota Bandung ke Kertajati. Namun, keduanya dapat eksis berdampingan.

"Kalau mau ya seperti itu, berbagi rute. Penerbangan propeller dari Adisucipto, dan penerbangan jet fokus di Kulonprogo. Meskipun masih ada jet di Adisucipto, jumlahnya sangat dibatasi. Bisa saja penerbangan baling-baling dari Bandara Husein untuk mendukung wisata lokal. Sementara untuk pesawat yang berbadan lebar dan jarak jauh ditaruh di BIJB Kertajati," ungkapnya.

Sebelumnya, Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan laporan ke Kementerian Perhubungan terkait usulan reaktivasi Bandara Husein Sastranegara, dan skema yang dapat diterapkan agar BIJB Kertajati tidak semakin sepi.

"Harus ada (solusi) yang terbaik, dan masyarakat harus dapat informasi yang jelas. Jadi kami akan laporkan ke Kementerian Perhubungan, tidak bisa (dibiarkan) seperti ini. Kan Bandara Kertajati juga harus ada kenaikan traffic," ungkap Bey seusai berdiskusi dengan Farhan di Gedung Sate Bandung, Kamis (16/1/2025).

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Melihat Bandara Husein Sastranegara yang Kini Sepi Aktivitas"
[Gambas:Video 20detik]
(mso/mso)


Hide Ads