Siasat Pemkot Bandung Turunkan Angka Pengangguran

Siasat Pemkot Bandung Turunkan Angka Pengangguran

Wisma Putra - detikJabar
Sabtu, 03 Agu 2024 23:30 WIB
Ilustrasi Pencari Kerja
Ilustrasi Pencari Kerja. Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar
Bandung -

Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengaku angka pengangguran terbuka di Kota Bandung masih tinggi. Pihaknya terus mendorong semua pihak, baik swasta hingga perguruan tinggi membantu Pemkot Bandung dalam menekan angka pengangguran.

Bambang menyebut pada periode Januari hingga awal Agustus 2024, sebanyak 20 job fair sudah digelar di Kota Bandung. Menurutnya, kegiatan tersebut ampuh dalam menurunkan angka pengangguran.

"Pengangguran masih tinggi 8,83 persen dari 2,5 juta penduduk," kata Bambang di acara Milangkala Paguyuban Pasundan ke-111, Sabtu (3/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bambang mengatakan masyarakat masih berpikir konvensional dalam penyerapan tenaga kerja, seperti selesai sekolah langsung kerja. Tapi, bisa juga selesai sekolah berwirausaha.

"Kita bagikan ruang dan keinginan kita siapkan pendidikan informal, profesi untuk jadi entrepreneur banyak sekali, sering kita lupa. Bahwa influencer, conten creator tidak melulu pendidikan formal, tapi bisa secara informal," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Dengan cara tersebut, warga Kota Bandung bisa tetap memiliki penghasilan dan membantu pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung. "Ini jadi PR kita bersama, bagaimana kita ciptakan dan berikan ruang bagi warga Bandung untuk wujudkan kemandirian," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Disnaker Kota Bandung Andri Darusman mengatakan pihaknya menargetkan angka pengangguran turun dari 8,83 persen menjadi 6,9 persen dari total penduduk 2,5 juta jiwa.

"Angka 8,83 persen sekarang, 116.400 orang yang membutuhkan pekerjaan. Harapan kita bisa turun 6,9 persen," tuturnya.

Selain job fair, Disnaker Kota Bandung juga miliki banyak cara untuk menekan angka pengangguran di Kota Bandung. "Kita lakukan banyak upaya, ada pelatihan, pemagangan juga banyak, mudah-mudahan bisa terus terjadi penurunan," papar Andri.

Selain bisa turun di akhir tahun ke angka 6,9 persen, Andri menyebut hingga awal tahun 2025 pihaknya targetkan bisa jadi 6,1 persen.

"Sekarang 8,83, akhir tahun 6,9 dan awal tahun 2025 bisa menjadi 6,1 persen, mudah-mudahan," pungkasnya.

(wip/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads