PT Amarta Karya atau AMKA kontraktor proyek Bukit Algoritma berstatus sebagai BUMN yang sekarat dan terancam dibubarkan. Bagaimana nasib pembangunan proyek yang digadang-gadang sebagai 'Silicon Valley'-nya Indonesia ini?
Dikutip dari detikFinance , Direktur Utama PT Danareksa (Persero) Yadi Jaya Ruchandi terdapat 22 BUMN sakit yang ditangani oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Menurut Yadi, sebanyak 8 BUMN diputuskan dibubarkan, 4 masih dapat diselamatkan, 4 lainnya perlu penanganan lebih lanjut, dan 6 BUMN masuk potensi operasi minimum.
"Yang potensi minimum operation more likely itu akan disetop, apakah lewat likuidasi, atau lewat pembubaran BUMN. Sebenarnya ke sana ujungnya. Sebetulnya ada yang masih 50-50 yang perlu penanganan lebih lanjut, itu seperti PT Inti dan Djakarta Lloyd " katanya dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI, Senin (24/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun keenam BUMN tersebut adalah PT Indah Karya (Persero), PT Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero), PT Amarta Karya (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT Varuna Tirta Prakasya (Persero), dan PT Semen Kupang.
Terkait hal itu, Tedy Tri Tjahyono, Direktur Pelaksana Bukit Algoritma mengatakan tidak ada hubungan langsung mengenai kelanjutan Bukit Algoritma dengan kondisi yang dialami PT Amarta Karya.
"PT. Amarta Karya bukan pemilik proyek Bukit Algoritma, dan ditunjuk hanya sebagai kontraktor utama (maincont) pada tahun 2021 lalu," kata Tedy dalam keterangannya kepada detikJabar, Kamis (27/6/2024).
![]() |
Tedy menegaskan Bukit Algoritma masih terus memiliki aktivitas dan berjalan sesuai agenda. "Sementara Bukit Algoritma yang dipimpin oleh Pak Budiman Sudjatmiko masih terus memiliki aktivitas sebagai bagian dari agenda mewujudkan Bukit algoritma dalam bentuk kongkrit," ujar Tedy.
Saat ditanya soal kondisi terkini Bukit Algoritma yang berada di Cikidang yang sempat ramai Ground Breaking sekitar 3 tahun lalu, Tedy menjelaskan Bukit Algoritma tidak mutlak harus di suatu lokai tertentu.
"Saya jawab singkat dulu ya, Bukit Algoritma tidak mutlak harus di suatu lokasi tertentu. Perencanaan awal memang di area Cikidang Sukabumi, tetapi Bukit Algoritma sendiri sebenarnya dirancang sebagai sebuah platform atau hub terbentuknya ekosistem ilmu pengetahuan, inovasi teknologi dan industri inovasi. Kami sedang merencanakan pembangunan Bukit Algoritma tahap awal di beberapa lokasi baru, selain tetap akan dibangun di Sukabumi," paparnya.
"Akan bekerja sama dengan kampus-kampus besar di Indonesia maupun luar negeri. Ditunggu update terbaru Bukit Algoritma dalam waktu dekat ya," tutupnya.
(sya/yum)