Pemerintah Kabupaten Cianjur ubah 17 ribu hektar lahan pertanian tadah hujan menjadi pertanian irigasi teknis. Langkah itu, diharapkan bisa meningkatkan produksi pertanian menjadi 1 juta ton gabah kering giling per tahun.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengungkapkan, kota Santri memiliki lahan pertanian padi seluas 62 ribu hektare, namun sebagian besar masih berupa lahan tadah hujan. Akibatnya produksi pertanian Cianjur tak termaksimal.
"Produksi padi kita saat ini sebanyak 850 ribu ton gabah kering giling," kata dia, Jumat (14/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya di tahun ini Pemkab akan bekerjasama dengan TNI untuk mengubah lahan tadah hujan menjadi lahan pertanian dengan sistem pengairan irigasi teknis.
"Jadinya musim tanam bisa sampai tiga kali dalam setahun. Sehingga produksi padi bisa meningkat. Kami targetkan di tahun ini hasil produksi bisa menembus 1 juta ton gabah kering," kata dia.
Herman mengatakan, Pemkab juga memberikan bantuan 46 unit traktor untuk kelompok tani di seluruh kecamatan di Cianjur. Bantuan tersebut diharapkan dapat mempermudah petani mengolah lahan dan menekan biaya produksi.
"Kalau dulu harus sewa, sekarang tinggal bergiliran antara anggota kelompok tani yang mendapatkan bantuan. Jadi biaya produksi bisa ditekan. Secara otomatis keuntungan petani bisa bertambah. Jadi kesejahteraan juga meningkat," kata dia.
Di sisi lain, Dandim 0608 Cianjur Letkol Kav Yerry Bagus Merdianto menyatakan, menyiapkan puluhan alat pompa air untuk mengubah lahan pertanian tadah hujan menjadi irigasi teknis.
"Kita siapkan pilihan alat, nanti disebar untuk menyukseskan peralihan 17 ribu hektar lahan pertanian tadah hujan menjadi irigasi teknis. Ini juga dalam rangka ketahanan pangan nasional," pungkasnya.
(mso/mso)