Dua pekan jelang Iduladha, para penjual hewan kurban sapi mengeluhkan lesunya penjualan. Sehingga penjualan hewan kurban mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Pantauan detikJabar, di Kampung Demah Luhur, Desa Cileunyi Kulon dan Desa Cileunyi Wetan, Cileunyi, beberapa penjual hewan kurban sapi nampak belum sesibuk melayani penjualan. Mereka terlihat terus berjaga dan sesekali memberikan pakan kepada sapi yang ada di kandang.
Penjual hewan kurban di wilayah tersebut rata-rata berprofesi sebagai peternak sapi secara langsung. Sehingga mereka melakukan ternak hingga menjual saat momen Hari Raya Iduladha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu peternak asal Desa Cileunyi Kulon, Hendar Supriyadi (44) mengaku penjualan hewan kurban kali ini terbilang berat. Pasalnya terdapat beberapa masyarakat yang melakukan ternak secara mandiri.
"Tahun ini pengeluaran penjualan untuk hewan kurban agak berat, karena adanya orang yang memiliki ekonomi cukup (kaya) yang memelihara sapi sendiri. Jadi penjualan agak kurang," ujar Hendar, kepada detikJabar, Selasa (4/6/2024).
Pihaknya mengaku pada tahun sebelumnya penjualan sapi bisa sampai ludes terjual. Dalam peternakannya dirinya memelihara sapi sebanyak 20 ekor.
"Kalau tahun sebelumnya alhamdulillah dari sebulan sebelum hari Iduladha sudah ter-booking semua, kalau sekarang baru setengahnya. Dari 20 ekor yah ada, baru terjual 13. Kalau sebelumnya mah sudah laku," katanya.
Hendar menjelaskan jika sapi tersebut tidak terjual akan menambah kembali biaya produksi. Kemudian bisa kembali dipelihara hingga tahun depan.
"Jadi kalau nggak kejual, rugi ongkos pakan meledak, karena harus diurus sampai tahun depan. Tapi kalau kondisi sapinya pertumbuhan bagus gak terlalu rugi, kalau jelek ya rugi, atau ada risikonya," jelasnya.
Dia menjelaskan sempat terkendala dengan adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada dua tahun silam. Sehingga banyak yang membatalkan pembeliannya.
"Iya pas PMK dulu ada yang membatalkan untuk beli, tapi yang menbutuhkan banyak juga. Jadi meskipun ada wabah tapi pemesanannya tinggi. Kalau sekarang wabah sudah gak ada, tapi pembeli yang sepi," ucapnya.
Dirinya menjual satu ekor sapi dengan harga dari Rp 21 juta sampai Rp 35 juta. Berbagai jenis sapi dijual di peternakan tersebut.
"Ada sapi potong, PEGON, Limosin, Simental, dan lain-lain," bebernya.
Sementara itu, peternak lainnya di Desa Cileunyi Wetan, Deden Sapi (47) menyebutkan saat ini menyediakan sapi sebanyak 50 ekor. Namun kerap terdapat investor yang membuat sapi yang dijualnya bisa tersimpan hingga ratusan.
"Kalau Iduladha sebelumnya biasanya menjual hingga 150 ekor, kalau sekarang mah ah 50 ekor juga belum," kata Deden, kepada detikJabar, Selasa (4/6/2024).
Deden mengaku telah melakukan berbagai cara untuk melakukan promosi penjualan sapi. Namun, kata dia, penjualannya masih belum terjadi peningkatan. "Sudah ke mana-mana di promokan, kurang lebih baru 15 persen yang laku. Padahal waktu udah mepet sekarang," tuturnya.
Dia menambahkan tak mengetahui secara persis penyebab penjualannya menurun. Menurutnya sepinya penjualan terjadi di berbagai peternakan atau penjual hewan lainnya.
"Saya juga gatau faktor apa ini, apa ekonomi atau apa atau pergantian pemilu tapi sama yang lain juga sama sepi. Tahun ini agak sepi gatau juga faktor apa," pungkasnya.
(sud/sud)