Herman akhirnya banting setir jadi tukang bakso. "Dulu kerja di PT bang, akhir tahun lalu (2023) saya pilih resign banyak banget aturan kerja jadi makin suntuk," kata Herman sembari menyiapkan seporsi bakso untuk pelanggannya, Kamis (30/5/2024).
Saat ditemui, Herman tengah mangkal di samping Jalan Raya Pantura, tepat di depan sekolah dasar. Setiap harinya ia kerap keliling di wilayah itu hingga ke beberapa perumahan di radius lima kilometer sekitar tempat tersebut.
Herman menceritakan, ia memilih banting setir dagang bakso karena sebelumnya mendapat dukungan dari keluarga. Sebab kerja di pabrik juga tak begitu menguntungkan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Saya kerja dulu sudah belasan tahun, pindah pabrik, kerjanya tetap begitu-begitu juga. Gak ada pengalaman lain, sekarang saya pilih dagang bakso karena istri juga mendukung, penghasilannya juga gak beda sama kerja pabrik," kata dia.
Bahkan kata Herman, kerja di pabrik malah lebih banyak capek dari penghasilannya. Ditambah ia harus membayar beberapa iuran yang ditetapkan melalui aturan pemerintah, yang membuatnya jengah.
"Banyak aturan juga di pabrik, harus bayar BPJS lah, bayar pajak penghasilan, sampai bayar iuran organisasi buruh di pabrik. Sekarang katanya ada lagi nambah potongan Tapera, gaji paling Rp5 jutaan dipotong sana-sini gak cukup buat hidup dari bulan ke bulan," keluhnya.
Kendati tak dapat gaji mencapai Rp5 juta per bulan, namun Herman mengaku lebih leluasa keliling dagang bakso sebab tak tekan berbagai aturan.
"Jualan bakso itu penghasilan gak sampe Rp5 juta sebulan, tapi sehari dapat untung Rp150-200 sisa belanja udah cukup, karena penghasilan utuh gak dipotong sana-sini," ungkap Herman.
Namun, mencari cuan lewat menjajakan bakso keliling juga tak semudah kelihatannya, ada risiko tersendiri. Karena berjualan tak juga selalu ramai pembeli.
"Namanya jualan kadang ramai, kadang enggak, tetap ada risikonya, musim hujan juga ngaruh kalau jualan keliling. Apa lagi sekarang zamannya pesan makan online, lebih repot lagi tuh," ucap Herman.
Selama hampir setahun jualan bakso keliling, Herman mengaku merasa lebih tenang dan damai, bahkan ia juga tak harus repot-repot cari alasan untuk libur seperti masih bekerja, jika tak ingin berjualan.
"Enaknya lagi sekarang malas jualan pengen libur ya tinggal libur, kalau dulu kan susah banget cuma ada keperluan keluarga sehari aja susah harus ada surat ini, surat itu untuk izin ke pabrik," pungkasnya. (sud/sud)