Siasat Pemkot Bandung Cegah Harga Cabai dan Bawang Merah Meroket

Siasat Pemkot Bandung Cegah Harga Cabai dan Bawang Merah Meroket

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Rabu, 01 Mei 2024 00:30 WIB
Penanaman Buruan Sae Kota Bandung
Penanaman Buruan Sae Kota Bandung. Foto: Humas Pemkot Bandung
Bandung -

Harga beberapa jenis cabai dan bawang merah mulai beranjak naik di Kota Bandung. Seperti hari ini, Selasa (30/4/2024) cabai merah dan cabai merah keriting, kini masing-masing seharga Rp50 ribu dan Rp60 ribu per kilo. Sementara harga bawang merah kini naik seharga Rp65 ribu.

Di tengah momen tersebut, Pemkot Bandung menggelar penanaman bawang merah dan cabai rawit, serentak di 30 kecamatan se-Kota Bandung. Dua komoditas tersebut adalah pangan yang berpengaruh dalam menekan angka inflasi. Kegiatan tersebut dilakukan oleh 375 kelompok Buruan Sae di Kota Bandung.

"Hari ini 375 Buruan Sae di Kota Bandung, menanam cabai dan bawang serentak se-Kota Bandung. Kita pilih kelompok yang memang punya pengembangan yang kita nilai cukup baik, karena untuk tanaman ini perlu ketelatenan untuk merawatnya. Kita berharap semua bisa berhasil dan nanti pada saatnya kita bisa panen bersama. Jadi manfaatnya bisa mengendalikan inflasi Kota Bandung," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar Selasa (30/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita upayakan tahun ini bertambah 100 kelompok Buruan Sae, jadi total sekitar 500 kelompok. Kita mendorong terus masyarakat untuk memanfaatkan lahan untuk dikelola dengan baik untuk kebutuhan pangan," lanjutnya.

Gin Gin menambahkan, penanaman serentak seperti tanaman cabai rawit, bawang merah, dan tomat sebagai komiditas pangan strategis. Menurutnya, komoditas bahan pangan tersebut sebagai kelompok bahan makanan yang memiliki peluang cukup besar untuk dibudidayakan.

ADVERTISEMENT

Bantuan yang diberikan untuk penanaman kali ini di antaranya, bibit cabai rawit, bibit bawang merah masing-masing 5 kg, polybag, 1 paket rumah bibit, benih tomat 1 sachet, tanah, pupuk kandang 20 karung, NPK 15 kg dan pestisida 1 paket. Rencananya, panen serentak akak dilakukan juga pada dua bulan ke depan atau sekitar bulan Juli 2024.

"Dua komoditas ini juga sering mengalami fluktuasi harga, sehingga diharapkan dengan menanam dan panen nantinya mampu melengkapi kebutuhan pangan masyarakat," ujarnya.

"Tanaman sejak awal dari mulai penentuan lokasi, kita adakan semacam pelatihan apa pelatihan penguatan untuk menyiapkan. Nanti dalam prosesnya, kita tunjuk setiap lokasi itu ada penanggung jawab untuk mengawal proses budidaya nanti panen dan pasca panen," imbuh Gin Gin.

Sementara itu diungkapkan oleh Plh Sekda Kota Bandung, Hikmat Ginanjar penanaman serentak juga menjadi solusi jangka panjang. Mengingat 90 persen pangan Kota Bandung dipasok dari daerah lain.

"Di Kota Bandung, lahan pertanian terbatas, sehingga kebutuhan pangan tergantung daerah lain. Sekitar 90 persen pangan di pasok dari luar. Untuk mengantisipasi itu, pemerintah melakukan upaya menyediakan bahan pangan menggunakan lahan secukupnya dengan program Buruan Sae," kata Hikmat.

Menurut dia, hadirnya Buruan Sae memberikan jawaban bagi masyarakat untuk mengelola lahan terbatas. Tujuan akhirnya yakni agar kebutuhan pangan Kota Bandung dapat terpenuhi.

Selain itu, Hikmat menyebut dengan rutin menanam kebutuhan pangan, mampu menghasilkan emisi karbon yang baik untuk lingkungan.

"Manfaatnya luar biasa, tidak hanya untuk dikonsumsi saja, tapi ada karbon yang dihasilkan. Ekonomi hijau lingkungan yang berada di Kota Bandung ini memberikan keberlangsungan hidup, dengan usia harapan hidup 74,4 tahun," lanjutnya.

(aau/sud)


Hide Ads