Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat inflasi year on year (YoY) di Jawa Barat pada Januari 2024. Dalam rilisnya, BPS menyebut inflasi di Jabar pada awal tahun ini ada di angka 3,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,76.
BPS juga menyebut, Kabupaten Subang jadi daerah di Jabar dengan inflasi tertinggi yakni sebesar 4,90 persen dengan IHK 108,37. Sementara Kota Bandung, menjadi daerah dengan inflasi terendah yaitu 1,90 persen dengan IHK 105,00.
Kepala BPS Jabar Marsudijono mengatakan inflasi YoY terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sejumlah indeks kelompok pengeluaran, yaitu makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,51 persen, pakaian dan alas kaki 1,26 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,30 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,98 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian kelompok kesehatan sebesar 2,69 persen, transportasi sebesar 0,62 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 4,16 persen, pendidikan sebesar 1,39 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,51 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,82 persen.
"Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,23 persen," kata Marsudijono dalam keterangannya (2/2/2024).
Selain inflasi YoY, BPS juga merilis tingkat inflasi untuk month to month (MtM) dan tingkat inflasi year to date (YtD) di Januari 2024 masing-masing sebesar 0,15 persen. BPS juga mencatat neraca perdagangan Desember 2023 Jabar mengalami surplus dari sisi nilai sebesar 1,80 miliar dolar AS.
"Nilai tersebut ditunjang oleh surplus komoditi nonmigas sebesar 1,94 miliar dolar AS. Sedangkan komoditi migas defisit sebesar 143,83 juta dolar AS," jelasnya.
Lebih lanjut, dari sisi volume perdagangan luar negeri, pada Desember 2023 terjadi surplus sebesar 259,55 ribu ton, yang disumbang oleh surplus komoditi nonmigas sebesar 456,20 ribu ton. Sedangkan komoditi migas defisit sebesar 196,64 ribu ton.
Baca juga: PHK 'Ugal-ugalan' hingga 25 Ribu Orang |
Dilihat dari transaksi perdagangan nonmigas dengan 13 negara mitra dagang utama, pada periode Desember 2023, Jabar mengalami defisit neraca perdagangan dengan China dan Taiwan senilai 85,08 juta dolar AS, menurun dibanding bulan sebelumnya yang defisit hingga sebesar 89,02 juta dolar AS.
"Sedangkan perdagangan nonmigas dengan negara utama lainnya menunjukkan surplus. Surplus neraca perdagangan terbesar adalah dengan Amerika Serikat mencapai 447,64 juta dolar AS," tutup Marsudijono.
(bba/sud)