Keluh Kesah Pedagang Pasar Drive Thru Tasikmalaya

Keluh Kesah Pedagang Pasar Drive Thru Tasikmalaya

Faizal Amiruddin - detikJabar
Kamis, 18 Jan 2024 18:30 WIB
Jalanan becek dan berlubang di Pasar Rel atau dikenal dengan pasar drive thru Tasikmalaya.
Jalanan becek dan berlubang di Pasar Rel atau dikenal dengan pasar drive thru Tasikmalaya. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Pedagang Pasar Rel Kota Tasikmalaya berharap Pemerintah Kota Tasikmalaya memperbaiki kerusakan jalan di kawasan tersebut. Jalan pasar yang berada di Kelurahan Cilembang, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, itu saat ini dalam keadaan rusak, sehingga mengganggu kenyamanan konsumen mau pun pedagang.

Pasar tradisional yang dikenal dengan pasar drive thru ini kerap kali becek jika hujan dan berdebu jika cuaca sedang panas. "Ya harapan kami mudah-mudahan kerusakan jalan di Pasar Rel ini bisa segera diperbaiki, sehingga pembeli mau pun pedagang bisa beraktivitas dengan nyaman," kata Arif (36) Ketua Pedagang Pasar Rel saat sesi wawancara Detik Pagi, Kamis (18/1/2024).

Meski tak dikelola langsung oleh Pemkot Tasikmalaya, namun Arif mengatakan keberadaan pasar ini telah menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat. Ratusan pedagang setiap hari mengais rejeki dan banyak masyarakat yang memenuhi kebutuhan bahan pangannya dengan berbelanja di Pasar Rel ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan viralnya Pasar Rel disebut pasar drive thru, mudah-mudahan membawa berkah. Tambah diperhatikan oleh pemerintah," kata Arif. Dia menjelaskan, Pasar Rel ini menjadi bagian sejarah panjang Tasikmalaya. Pasar ini dulunya merupakan pasar besar atau pasar induk yang ada di Tasikmalaya. Seiring perkembangan zaman, pembangunan mall dan perubahan tata kota, akhirnya pasar ini pun direlokasi ke Jalan Pasar Rel. "Sebelum ada mall, ini merupakan pasar besar. Tapi karena perkembangan zaman, sekitar tahun 2005 kami direlokasi ke Jalan Pasar Rel. Alhamdulillah kami masih bisa bertahan," kata Arif.

Terkait Pasar Rel yang kemudian dikenal dengan pasar drive thru, Arif mengatakan hal itu terjadi secara alamiah atau tidak dikonsep sebagai pasar drive thru. "Terjadi begitu saja, karena ini memang asalnya jalan, sehingga masih bisa dilalui sepeda motor. Banyak pembeli yang belanja sambil melintas, akhirnya jadi kebiasaan," kata Arif. Dia menambahkan area parkir di pasar ini pun relatif terbatas, sehingga secara tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku konsumen.

ADVERTISEMENT

Fajar (34), salah seorang pedagang Pasar Rel mengakui mayoritas konsumen yang belanja tidak turun dari sepeda motornya. "Iya kebanyakan pembeli tidak turun dari motor, jadi lebih mudah dan tidak harus bayar parkir," kata pedagang pindang tongkol itu.

Fajar mengaku dia tidak khawatir pembeli yang tidak turun dari sepeda motornya itu kabur atau tidak membayar. "Tidak khawatir, selama ini tidak pernah kejadian. Jalannya sempit begini masak mau kabur," kata Fajar. Jalan yang membelah Pasar Rel ini memang relatif kecil, tapi cukup untuk dilalui 3 atau 4 lajur sepeda motor.

Meski bernama Pasar Rel namun di kawasan ini tidak ditemukan bentangan rel kereta api. Yang ada hanya pasarnya saja. "Tidak tahu persis dimana relnya, tapi menurut cerita orang tua, di jalan ini rel membentang dari utara ke selatan," kata Ai Titin (44) salah seorang pedagang. Titin mengatakan jalur kereta api ini tujuan Tasikmalaya - Singaparna. "Saat saya masih kecil juga sudah tidak ada relnya, mungkin sudah lama sekali," kata Titin.

Namun demikian Titin mengatakan sejak dirinya kecil, pasar ini sudah dikenal dengan sebutan Pasar Rel. "Kalau namanya dari zaman bapak saya jualan juga sudah disebut Pasar Rel," kata Titin.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads