Tahun depan, JnC Cookies menargetkan untuk tembus ke bursa saham. Perusahaan ini ingin bisa punya lot saham atau termasuk perusahaan dengan Initial Public Offering (IPO).
"Persiapan menuju IPO sekarang lagi merapihkan laporan keuangan, kita juga dibantu profesi penunjang, kita berdoa target kita semoga di bulan Maret saat puasa dan lebaran, masyarakat Indonesia merasakan produknya dan investor bisa beli sahamnya. Semoga lancar sih," ujar Jodi Janitra (36), Owner JnC Cookies ditemui wartawan pada Rabu (8/11/2023).
Ditemui di depan booth JnC Cookies di 23 Paskal Mall, Jodi mengaku untuk mewujudkan pasar internasional memang perlu banyak persiapan yang matang. Hal ini tentu tidak mudah, tapi semua ia lakukan demi mewujudkan mimpi almarhum ayahnya.
"Ada dua keputusan kenapa ingin mendaftarkan IPO itu karena keinginan almarhum ayah kalau usaha ini sudah besar berkembang supaya nggak jadi sumber ribut, kemudian jika generasi berikutnya tidak tertarik melanjutkan usaha ini bisa mereka jual di market saham. Beda dengan perusahaan tertutup kan berpotensi saling ribut karena siapa yang harus beli saham perusahaannya dan lain-lain," ucapnya.
Jodi berusaha keras mengawal perusahaannya untuk menyelesaikan syarat yang harus ditempuh menuju IPO 2024. Seperti legalitas agar JnC Cookies semakin patuh dan disiplin, detailing SOP, dan masih banyak lagi.
Selain mewujudkan mimpi, yang jadi alasan kedua yakni ia melihat potensi masyarakat Indonesia yang punya ketertarikan dengan berinvestasi.
"Kok ada berita dan lihat temen-temen kalau orang Indonesia tuh ternyata suka berinvestasi. Contohnya ada berita seperti judi slot berarti ada seneng investasi dong? Seneng cari uang, terus invest bodong pun rame. Nah padahal negara ini nyiapin instrumen yang bisa mengakomodir, tapi sayangnya kurang populer di masyarakat," ujar Jodi.
"Kami yang dari industri rumahan, ketika melakukan persiapan IPO itu selama tiga tahun terakhir dari 800 sekian perusahaan yang go public itu tidak lebih dari 30 perusahaan yang membagikan dividen secara rutin. Saya yang juga sebagai aktivis pengusaha miris juga, kita ingin dobrak karena akhirnya investasi bodong itu menjamur. Jadi kami sebuah perusahaan kecil dari Bojong Koneng, Bandung ingin berlaku profesional dan terbuka ke masyarakat," tambahnya.
Ia pun menyampaikan rencana operasi utamanya. Menurutnya, dari sistem bursa itu memiliki murni bisnis syariah. Sehingga ini tentu menjaga sisi keuangan perusahaan lebih baik.
"Kalau nggak salah di bursa itu Jakarta Islamic Index tapi dari 30 perusahaan banyak yang bukan representasi itu, jadi belum ada atau belum banyak perusahaan yang mengutamakan halal dan syariah. Kami berharap banyak masyarakat muslim yang melek investasi," katanya.
Perjuangan Menjaga Bisnis Keluarga
Melanjutkan bisnis keluarga bukan perkara yang mudah. Jodi sampai saat ini pun masih terus mempelajari formula yang tepat untuk perusahaan yang dinahkodainya.
Berawal dari sekitar tahun 2008-2009, kala itu Jodi masih berusia 21 tahun. Sang ayah memintanya untuk membantu bisnis kue kering. Sebuah bisnis yang sebetulnya tak jauh beda dari bisnisnya, Bober Cafe, yang bergerak di bidang makanan dan minuman.
Namun, bisnis ini jauh lebih besar dan tentu dengan tanggung jawab yang besar. Ia pun berusaha menjadi sosok pengusaha yang profesional, meskipun mungkin kala itu teman-teman sebayanya sedang menikmati masa mudanya.
"Iya saya pikirkan sampai sisi legalitasnya pelan-pelan diperbaiki, marketingnya, sampai bisnis ini kan tadinya bergabung dengan beberapa brand keluarga besar. Tahun 2016 kami memutuskan untuk pisah dan disitu ketemu dengan banyak persoalan. Omset sempat menurun saat pandemi, tapi kita bangkit itu jadi momentum adanya aplikasi untuk reseller," kenangnya.
Berkat kerja kerasnya, JnC Cookies siap mengajak para supplier dan resellernya untuk liburan ke Turki pada 21 November mendatang. Tak cuma mengembangkan usaha, Jodi pun mulai serius untuk menyasar pasar internasional.
"Kita akan kembangin konsep baru, brand baru dengan segmen eksklusif. Targetnya buka di mall-mall kota besar. Kita kan sudah Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), jadi ini mempermudah untuk kesana. Target dalam waktu dekat ini pemasaran ke Asia Tenggara. Mohon doanya," ujar Jodi. (aau/yum)