BI Optimis Jaga Stabilitas Ekonomi di Jabar

BI Optimis Jaga Stabilitas Ekonomi di Jabar

Rifat Alhamidi - detikJabar
Selasa, 31 Okt 2023 16:05 WIB
Jumpa pers optimisme BI jaga stabilitas ekonomi di Jabar tahun 2023
Jumpa pers optimisme BI jaga stabilitas ekonomi di Jabar tahun 2023. Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar
Bandung -

Bank Indonesia (BI) Jawa Barat menargetkan pertumbuhan ekonomi di Tanah Pasundan bisa terjaga hingga akhir 2023. Hingga triwulan II, pertumbuhan ekonomi di Jabar sudah mencapai 5,25 persen secara year on year (YoY), lebih tinggi dibandingkan angka nasional yaitu 5,17 persen.

Kepala Perwakilan BI Jabar Erwin Gunawan Hutapea mengatakan, meskipun akan terjadi pelambatan pertumbuhan ekonomi di triwulan III, ia optimis kondisi tersebut tidak akan berdampak terlalu besar. Angka pertumbuhan ekonomi di Jabar pun bisa kembali digenjot pada triwulan IV, mengingat ada momentum libur nasional seperti Hari Natal dan Tahun Baru.

"Sampai dengan triwulan II 2023, pertumbuhan ekonomi Jabar 5,25 persen YoY lebih tinggi dari nasional 5,17 persen. Kita menduga kuartal III akan terjadi sedikit perlambatan, karena memang motor penggerak di kuartal II itu Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha," katanya usai acara seminar bertajuk West Java Economic Society (WJES) di kantor BI Perwakilan Jabar, Selasa (31/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kuartal III memang akan melambat, tapi kita optimis di kuartal IV kita memiliki HBKN dan Nataru sehingga ekonomi akan kembali menggeliat. Kita target ekonomi di Jawa Barat tumbuh sekitar 4,7-5,5 persen pada tahun 2023," ucapnya menambahkan.

Sementara dari sisi inflasi, Erwin mengungkap inflasi bulanan di Jabar sampai September 2023 terkendali di angka 0,11 persen. Angka inflasi itu secara tahunan di September juga terjaga di angka 2,35 persen, dan secara akumulasi year to date terjaga di angka 1,60 persen.

ADVERTISEMENT

"Tiga bulan lagi kita akan menutup tahun 2023. Meskipun menghadapi harga komoditas yang naik seperti beras, cabai, gula, jagung yang kita amati mulai menunjukkan tanda-tanda peningkatan, tapi kita optimis harga beras dengan panen yang sebentar lagi akan terjadi itu akan melandai. Sehingga kita optimis, inflasi 2023 akan berada di kisaran 3 persen plus minus," ucapnya.

Dalam diskusi WJES, Erwin mengungkap sejumlah tantangan ekonomi yang akan dihadapi oleh Jawa Barat. Selain inflasi yang akan timbul karena faktor cuaca ekstrem El Nino, perdagangan global saat ini sedang tidak stabil yang bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.

Untuk itu, dalam diskusi WJES, salah satu opsi yang harus dikuatkan pemerintah daerah yaitu memperkuat pertumbuhan ekonomi domestik. Di antaranya dengan cara penguatan ekonomi syariah dan mendukung perkembangan UMKM lokal yang saat ini menjadi motor baru dalam pertumbuhan ekonomi di Jabar.

"Karena kelihatannya global masih akan lambat dengan isu geopolitik setelah Rusia-Ukraina, kemudian muncul Israel-Palestina, jadi kita tidak bisa terlalu banyak bergantung ke global. Ekspor kelihatan ada perbaikan, tapi motor penggerak itu adalah ekonomi domestik. Sehingga penguatan industri melalui hilirisasi, sampai projek energi baru terbarukan (EBT), tentu menjadi fokus kita disamping menggunakan ekonomi syariah dan UMKM yang menjadi motor baru pergerakan pertumbuhan ekonomi kita," katanya.

Selain itu, dibutuhkan juga investasi merata di Jawa Barat. BI saat ini sedang memfokuskan penguatan ekonomi di kawasan Jabar Selatan, yang diketahui sedang diproyeksikan sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi baru di Tanah Pasundan.

"Terutama Jabar Selatan yang akan kita fokuskan, kita dorong untuk sebagai pusat industri pertanian, akan jadi salah satu kaitan dengan kawasan strategis nasional. Dengan begitu, kita berharap perekonomian jabar, dan kesejahteraan masyarakat bisa kita jaga," ucapnya.

Staf Ahli Gubernur Jabar Dodo Suhendar menambahkan, kolaborasi pemerintah dengan BI dibutuhkan untuk penyusunan kebijakan yang mampu memperkuat ketahanan ekonomi di Jawa Barat. Ia pun optimistis, kolaborasi tersebut bisa ditingkatkan yang bertujuan memperluas nilai investasi di Tanah Pasundan.

"Kita belajar bagaimana ekonomi kita pernah jatuh terpuruk. Sekarang, ada beberapa harapan baru dari penguatan ekonomi daerah dan perluasan investasi. Kita optimis, kita merasa ke depan akan lebih baik dengan mengembangkan ketahanan ekonomi di Jabar, terutama Jabar Selatan dan juga digitalisasi perekonomian," kata Dodo.

Di tempat yang sama, Perwakilan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Pusat Iman Gunadi juga optimistis pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat bisa terjaga di tahun 2023. Ia mengaku, sudah 4 tahun berkolaborasi dengan BI maupun pemerintah untuk menyusun roadmap tentang penguatan pertumbuhan ekonomi di Jabar.

"Sudah 4 tahun kami berkolaborasi, berusaha menangkap permasalahan di Jawa Barat. Belakangan ini tentang pengentasan kemiskinan, perubahan iklim, ketahanan pangan, inklusifitas terutama tentang gender. Kita mencari opsi pemecahan masalah, yang ujungnya mendukung ketahanan ekonomi di Jabar," ungkapnya.

"Ke depan kita akan melebih menguatkan lagi roadmap, sehingga kelihatan jelas permasalaham, kondisi ideal dan strateginya. Butuh roadmap, value change, yang kita godok supaya riset ini berjangka panjang impact-nya," pungkasnya.

(ral/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads