Gempuran Online Bikin 'Mendung' ITC Kebon Kalapa Bandung

Gempuran Online Bikin 'Mendung' ITC Kebon Kalapa Bandung

Sudirman Wamad - detikJabar
Kamis, 21 Sep 2023 09:30 WIB
Suasana di ITC Kebon Kalapa, Kota Bandung.
Suasana di ITC Kebon Kalapa, Kota Bandung. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Bandung -

Gempuran jual-beli secara online atau dalam jaringan (daring) disinyalir membuat pedagang di Internasional Trade Center (ITC) Kebon Kalapa di Kota Bandung mengelus dada. 'Mendung' seakan menggelayut di atap ITC Kebon Kalapa Bandung.

Pedagang berjuang untuk tetap bertahan di tengah situasi yang tak menentu. Sebab, penjualan secara offline tengah digempur oleh aktivitas online.

Menurut Ketua Perhimpunan Pemilik Penghuni Satuan Rumah Susun Pusat Perbelanjaan Kebon Kalapa (P3SRS-P2K) Bandung Ahmad Kustedi, ada ketimpangan antara penjualan offline dan online.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya penjualan secara online bisa dilakukan langsung oleh produsen. Sedangkan barang yang dijual di pasar-pasar sudah melewati alur distribusi, mulai dari produsen, distributor atau grosir, kemudian ke pedagang, hingga akhirnya ke pembeli.

"Saya harapkan pemerintah punya solusi. Ya pemerintah peduli sama UMKM harusnya. Masukan saja ya ini mah, siapa tahu Pak Jokowi mendengar langsung, marketplace (online) silakan jalan. Tapi jangan sampai dari produsen (pabrik) langsung ke pembelinya," ucap Ahmad saat berbincang dengan detikJabar, Rabu (20/9/2023).

ADVERTISEMENT

"Jadi ada yang putus atau hilang, misalnya di distributor atau grosir, kemudian pedagang. Itu tidak ada. Yang ada di online itu dari produsen langsung. Kalau dari produsen langsung ke pembeli ya dampaknya ke pedagang dan grosiran," katanya menambahkan.

Suasana di ITC Kebon Kalapa, Kota Bandung.Suasana di ITC Kebon Kalapa, Kota Bandung. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)

Ahmad juga mengaku sudah survei ke beberapa tempat di Bandung. Ketua perhimpunan pedagang ITC itu juga aktif di Aliansi Pedagang Kota Bandung. Menurutnya, pedagang yang berada di pasar-pasar sedang mengeluhkan hal yang sama, termasuk di Tanah Abang yang sedang jadi sorotan.

"Setelah saya survei di beberapa tempat juga, ternyata perputaran ekonominya tidak berjalan. Karena kalah sama online. Ya jelas, kami mendorong agar regulasinya ada. Harus jelas. Kalau kita bicara adil dan ingin pemerintah menyentuh langsung ke masyarakat atau pelaku UMKM. Jadi, jangan hanya pikirkan soal produksi saja," ucap Ahmad.

Ahmad menyebutkan, saat ini dari 2.000 kios yang ada di ITC Kebon Kalapa Bandung, hanya 500 kios yang terisi. Penyusutan jumlah pedagang di ITC itu berlangsung secara bertahap.

"Di ITC Kebon Kalapa ada 2.000 kios, yang terisi 500 kios. Setelah pandemi itu tinggal 700 kios. Sekarang hanya 500," ucapnya.

Sementara itu, Indah, salah seorang pedagang pakaian, mengatakan kondisi sepi sudah terjadi sejak pandemi. Indah mengetahui secara persis dampak sepinya penjualan.

"Ya gini-gini saja. Bisa juga karena masyarakat lagi nggak punya uang," kata Indah.




(sud/orb)


Hide Ads