Di hari biasa, permintaan tusuk sate berada di kisaran 3 kuintal per hari. Namun menjelang Idul Adha berlipat menjadi 6-7 kuintal per hari.
"Alhamdulillah, setiap menjelang Hari Raya Idul Adha penjualan tusuk sate selalu meningkat. Selain dari pelanggan dan permintaan dari pasar, ada juga pembeli baru. Produksi kalau sekarang-sekarang sehari bisa sampai 6-7 kuintal," kata Ai Nurhayati (45), perajin di Kampung Panunggalan, Rabu (28/6/2023).
Bersama beberapa karyawan, Ai Nurhayati terus menggenjot produksi untuk memanfaatkan momentum laris ini. Lonjakan permintaan ini menurut Ai tidak lama, biasanya terjadi dua pekan menjelang Idul Adha.
"Paling dua atau seminggu menjelang Lebaran, setelah itu biasanya normal kembali," jelas Ai.
Di tingkat produsen, tusuk sate dijual dengan harga Rp 15 ribu per kilogram, sehingga omzet usahanya bernilai jutaan rupiah per hari. "Ya alhamdulillah berkah setahun sekali," ungkap Ai.
![]() |
Produksi tusuk sate skala industri rumahan ini sudah menggunakan peralatan mesin. Mulai dari mesin serut, mesin potong hingga mesin pengering atau oven.
Bagian terlama dalam proses pembuatan tusuk sate ini terletak pada tahap pengeringan. Butuh waktu setidaknya 40 jam agar kadar air pada bilah bambu ini benar-benar habis. Tujuannya agar bambu tahan lama dan tidak ada serbuk mikro sisa pemotongan.
Ai menambahkan saat ini dia dihadapkan pada kendala keterlambatan pasokan bahan baku. Selama ini dia mengambil bahan baku bambu dari wilayah Tasik Selatan.
"Ada kendala keterlambatan pasokan bahan baku, bukan langka. Tapi telat karena di sana (Tasik Selatan) sedang panen raya. Jadi para petani pemasok sibuk panen dulu," kata Ai.
Terkait distribusi hasil produksi Ai mengatakan selain wilayah Priangan Timur, dia juga punya konsumen di wilayah Jawa Tengah, Bandung, Bogor, Depok, Tanggerang dan lainnya.
Ai mengaku sudah sekitar 10 tahun menekuni usaha ini. Selain memproduksi tusuk sate dia juga membuat sumpit serta rangka layang-layang. "Sudah 10 tahun membuat tusuk sate, sumpit dan rangka layangan. Ngeureuyeh (ditekuni) saja," pungkasnya. (orb/orb)