Pilu Nelayan di Pangandaran 3 Bulan Sulit Tangkap Ikan

Pilu Nelayan di Pangandaran 3 Bulan Sulit Tangkap Ikan

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Selasa, 21 Mar 2023 12:15 WIB
Suasana di pesisir Pangandaran.
Suasana di pesisir Pangandaran. (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Para nelayan di Kabupaten Pangandaran mengalami nasib pilu. Mereka mengalami paceklik yang membuat hasil tangkapan ikannya berkurang.

Nelayan di Pantai Batukaras Yadi Suryadi mengatakan sudah banyak pencari ikan yang mengeluh karena hasil tangkapan alami paceklik atau masa sulit. "Paceklik pisan (banget), urang ge ayeuna (saya ge sekarang) tidak kerja," ucap Yadi kepada detikJabar, Selasa (21/3/2023).

Menurutnya musim paceklik dialami sudah hampir tiga bulan oleh nelayan di Batukaras. Meski kadang bisa mendapatkan ikan, tapi seringnya nelayan justru nihil mendapatkan tangkapan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya kadang (terkadang) aya (ada), tapi lolobana (kebanyakan) eweuh (tidak ada)," kata Yadi yang juga bekerja di TPI Batukaras.

Hal serupa dirasakan Uhan, nelayan di Pantai Legok Jawa yang mengalami pailit atau susah mendapatkan ikan.

ADVERTISEMENT

"Sama di sini juga masih pailit (susah) dapat ikan nelayan," ucapnya melalui pesan WhatsApp.

Menurutnya ada berbagai faktor penyebab sulitnya mendapatkan ikan. Salah satunya cuaca yang tak menentu.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengungkap akibat sulitnya mendapatkan ikan, nelayan banyak yang mencari hasil tangkapan. Mereka melakukan hal terlarang, yaitu menangkap baby lobster.

"Sekarang banyak nelayan yang menangkap baby lobster, padahal itu dilarang dan akan berpengaruh terhadap rantai makan," ucap Jeje.

Ia mengatakan sumber penghidupan nelayan di laut, bukan hanya di Pangandaran, tapi di Legok Jawa, Madasari, Batukaras, Parigi Bojes hingga pantai utara Karapyak dan sekitarnya. Secara keseluruhan tangkapan ikan menurun saat ini.

"Penangkapan hasil ikan turun 50 persen, penyebabnya penangkapan baby lobster sangat pengaruh. Karena ada rantai makanan yang terputus, nelayan sekarang yang menangkap ikan sedikit, sehingga siklus makanannya terganggu," jelas Jeje.

Suasana di pesisir Pangandaran.Suasana di pesisir Pangandaran. Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar

Menyikapi hal itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan kepolisian. Sehingga penangkapan baby lobster diharapkan bisa diminimalisir. Sementara akibat menurunnya tangkapan ikan, hal itu turut berpengaruh pada pendapatan di pelelangan ikan. Itu juga berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD).

"Biasanya pendapatan dari TPI di Pangandaran biasanya per tahun dapat Rp 35 miliar, sekarang tahun 2023 hanya Rp 18 miliar," ucap Jeje.

Jeje pun berharap situasi yang ada kembali normal. Yang terpenting, nelayan mengindari menangkap baby lobster yang dikhawatirkan berdampak jangka panjang pada hasil laut.

"Saya harap nelayan kembali normal menangkap ikan, jika baby lobster terus diambil, sumber pendapatan laut bisa berkurang di kemudian hari," katanya.

Jeje yang juga Ketua KUD Minasari Pangandaran yang membawahi kelompok nelayan di Pangandaran mengatakan akan terus berupaya agar selalu ada bantuan untuk nelayan yang mengalami masa paceklik.

"Upaya kami akan menambah unit usaha para nelayan salah satunya pembuatan SPBE dan pabrik es, namun anggaranya hampir memerlukan Rp 3,4 miliar," ucap Jeje.

(mso/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads