Ragam Reaksi Warga soal Kenaikan Tarif Tol Cisumdawu

Ragam Reaksi Warga soal Kenaikan Tarif Tol Cisumdawu

Nur Azis - detikJabar
Selasa, 28 Feb 2023 12:30 WIB
Foto udara kendaraan yang melintas di jalur fungsional Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) di Sinarmulya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (7/5/2022). Polres Sumedang membuka jalur fungsional Jalan Tol Cisumdawu hingga Minggu (8/5/2022) guna mencegah terjadinya kemacetan di jalur arteri Sumedang-Bandung pada arus balik Lebaran 2022. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/tom.
Tol Cisumdawu (Foto: ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI).
Sumedang -

PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT) menaikan tarif Tol Cisumdawu dari mulai Gerbang Tol (GT) Cileunyi hingga GT Pamulihan. Kenaikan Tarif tersebut dikeluhkan oleh sejumlah pengendara.

Seperti yang diutarakan oleh Agus, pengendara asal Sumedang. Menurutnya, harga tol Pamulihan-Cileunyi saat ini terlalu mahal.

"Iyalah terlalu mahal kalau tarif tol Cileunyi-Pamulihan jadi Rp14.500,00," terang Agus kepada detikJabar, Selasa (28/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia bukan tanpa alasan mengutarakan pendapatnya itu. Sebab menurutnya, seperti yang diutarakan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebelumnya bahwa tarif Tol Cisumdawu Seksi I dipatok sebesar Rp1.000,00 per kilometernya

"Dari Cileunyi sampai Pamulihan kan sekitar sebelas kilometer, jadi harusnya jangan ada kenaikan seperti perhitungan sebelumnnya, yakni seribu (rupiah) per kilometernya," terangnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, harga Tol Pamulihan-Cileunyi sebelumnya masih terhitung setimpal ketimbang harga yang ditetapkan hari ini.

"Harga sebelumnya Masih worth it karena hitungnya seribu (rupiah) per kilometernya," terangnya.

Ia menambahkan, pertimbangan lainnya yaitu terkait kondisi lalulintas di Kabupaten Sumedang yang terhitung masih pedesaan. Kondisi tersebut akan berbeda jika kondisi lalulintasnya seperti di Jakarta.

"Jadi kalau mau naikin harga itu, kalau kondisi lalulintasnya sudah seperti kaya di Jakarta, kemacetan di mana-mana, nah kalau di Sumedang kan masih lengang gini, tapi sudah dinaikan," ujarnya.

Hal senada diutarakan oleh pelaku pariwisata dalam hal ini Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).

Ketua PHRI Sumedang Nana Mulyana menilai kenaikan tarif Tol Cisumdawu saat ini kurang bijaksana dari yang semula dipatok harga Rp1.000,00 per kilometer menjadi lebih dari seribu rupiah.

"Tarif tol saat ini melebihi ekspekstasi, angka tarif tol sebelumnya seribu (rupiah) per kilometer dan itu sebetulnya sudah di atas angka (tarif) Tol Purbaleunyi yang angkanya di bawah seribu (rupiah)," ungkap Nana.

"Sebelumnya CKJT mematok tarif seribu (rupiah) per kilometernya tapi sekarang di atas seribu hampir seribu dua ratus (rupiah) per kilometernya, saya pikir ini kurang bijak," terangnya menambahkan.

Menurutnya, kenaikan tarif tol seharusnya dilakukan secara bertahap dengan tidak langsung menaikan harga diangka yang begitu besar.

Ia pun meyakini dengan tarif tol Cisumdawu saat ini, para pengendara akan banyak kembali melintasi jalan arteri atau jalur Cadas Pangeran.

"Karena orang Bandung yang akan berwisata ke Sumedang harus mengeluarkan uang sebesar 80 ribu (rupiah) sekian, lalu bagaimana yang dari Jakarta dan sekitarnya," paparnya.

Ia pun menyangkan dengan tarif tol saat ini. Sebab, keberadaan Tol Cisumdawu ini sudah mulai menggerakan ekonomi Kabupaten Sumedang.

"Pasca dibukanya Tol Cisundawu, kemudian digratiskan selama sekian bulan, itu ekonomi mulai bergerak tuh, okupansi hotel naik, resto penuh, UMKM barang-barang laku, kunjungan wisatawan dari Bandung dan Jakarta meningkat," ungkapnya.

Ia menegaskan, dirinya memahami bahwa ada tambahan biaya pembangunan Tol Cisumdawu hingga dibebankan kepada tarif tol. Namun menurutnya, semestinya kenaikan tarif tol itu dilakukan secara bertahap.

"Maksud saya, lakukan secara bertahap, semisal tahun pertama seribu (rupiah) per kilometernya, kemudian tahun berikutnya bisa disesuaikan kan bijak, jadi tidak langsung jebred di atas seribu (rupiah) per kilometernya, ini kan tidak bijak," ucapnya.

Sementara itu, PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT) menyebut, kenaikan tarif diklaim sudah berdasarkan kalkulasi atas perhitungan kemampuan bayar warga.

"Kenaikan tarif tol ini sudah disesuaikan dengan willingness to pay atau kemampuan bayar warga, sudah kami kalkulasikan," ungkap Kepala PT. CKJT Bagus Medi Suarso saat konferensi pers di Kantor PT.CKJT, GT Tol Sumedang belum lama ini.

Bagus pun menyatakan, setiap pengendara tidak wajib menggunakan akses tol jika dirasa tidak diperlukan.

"Misal dari Cileunyi mau ke Jatinangor, mungkin lebih baik keluar lewat Cileunyi saja, tapi bisa juga jika ada kepentingan mendadak masuk (tol)," terangnya.

Namun, Bagus meminta kepada para pengendara untuk mengapresiasi atas apa yang telah dilakukan PT.CKJT. Hal itu lantaran adanya penambahan investasi baru yang sedang dikerjakannya.

"Sehingga itu yang akan diakomodir menjadi tarif bertambah, itu usulan kami kepada pemerintah dan memang tidak semua disetujui karena adalah memang domain pemerintah menghitung (tarif tol)," ujarnya.

Bagus mengakui, ada tambahan modal baru yang dikeluarkan untuk menyelesaikan pembangunan Tol Cisumdawu.

"Berapa triliun kami, modal baru untuk menyelesaikan tol ini," ucapnya.

Sekadar diketahui, berikut daftar kenaikan tarif Tol Cisumdawu Seksi I atau dari asal Cileunyi hingga Pamulihan :

Cileunyi-Jatinangor

Golongan I awalnya Rp 6.000 menjadi Rp 7.500
Golongan II awalnya Rp 9.000 menjadi Rp 11.500
Golongan III awalnya Rp 9.000 menjadi Rp 11.500
Golongan IV awalnya Rp 12.000 menjadi Rp 15.500
Golongan V awalnya Rp 12.000 menjadi Rp 15.500

Cileunyi-Pamulihan

Golongan I awalnya Rp 11.000 menjadi Rp 14.500
Golongan II awalnya Rp 17.000 menjadi Rp 22.000
Golongan III awalnya Rp 17.000 menjadi Rp 22.000
Golongan IV awalnya Rp 22.000 menjadi Rp 29.000
Golongan V awalnya Rp 22.000 menjadi Rp 29.000

(mso/mso)


Hide Ads