Bank bjb mencatatkan kinerja solid di berbagai sektor bisnisnya. Sepanjang 2022, bjb membukukan laba sebelum pajak hingga Rp 2,8 triliun. Rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) terjaga di level 1,16 persen, dengan coverage ratio pada level 124,3%.
Dalam paparan Analyst Meeting Full Year 2022, Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi mengatakan capaian kinerja bisnis bank bjb dilakukan melalui penguasaan pasar yang kuat. bjb juga berhasil mengelola likuiditas secara terukur sehingga tekanan terhadap cost of fund dapat lebih terkendali.
"Berbagai terobosan yang kami lakukan merupakan perwujudan komitmen kami untuk senantiasa memperbaiki kualitas dan kinerja untuk memperkuat eksistensi kami di dunia perbankan," kata Yuddy dalam keterangannya, Senin (27/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuddy menyampaikan bahwa sepanjang tahun 2022, bank bjb tercatat terus tumbuh secara positif meskipun situasi ekonomi masih berada dalam masa transisi pemulihan pasca pandemi Covid-19.
Menurut Yuddy, catatan apik bjb merupakan buah dari berbagai terobosan di sektor keuangan dan perbankan di 2022. Dukungan seluruh pemegang saham, khususnya Pemprov Jawa Barat sebagai pemegang saham terbesar membuat kinerja bank bjb terus tumbuh positif sepanjang tahun.
"Sesuai permintaan pemegang saham, bank bjb akan selalu gesit untuk beradaptasi. Yang sudah bagus kami tingkatkan, yang masih kurang kami perbaiki agar dapat memaksimalkan ekspektasi para stakeholder," ucapnya.
Dengan kinerja tersebut, bjb mencatatkan total aset tumbuh 14,5% secara year on year menjadi Rp 181,2 triliun. Laba tercatat sebesar Rp 2,84 trilliun atau tumbuh 9,4% year on year.
Sedangkan setelah pajak tercatat, sebesar Rp 2,24 trilliun tumbuh 11% year on year secara konsolidasi. Lebih lanjut, Yuddy menjelaskan total aset bank bjb tumbuh positif menjadi yang terbesar di antara Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia.
Selain itu, kredit bank bjb juga terus tumbuh, selama tahun 2022. bank bjb mencatatkan pertumbuhan kredit pada level 13,1% atau tercatat Rp115,8 triliun yang juga tumbuh di atas rata-rata industri perbankan.
Menurut Yuddy, Pertumbuhan kredit dimotori dari berbagai segmen mulai dari konsumer, korporasi dan komersial, UMKM, serta KPR. "Fee Based Income bank bjb naik, bersumber dari digital channel bank bjb yang tumbuh positif. Jumlah Merchant QRIS dan pengguna Mobile Apps terus meningkat," tuturnya.
Menurut Yuddy, ke depan, bank bjb fokus mengembangkan pola banking secara Hybrid karena melihat online dan offline menjadi suatu kekuatan yang solid jika dijalankan secara bersamaan. bank bjb memiliki basis nasabah yang erat budayanya, baik dengan transaksi on counter konvensional, maupun nasabah yang menuntut digital experience melalui channel-channel elektronik.
Jaringan kantor fisik bank bjb saat ini tersebar di 14 provinsi di Indonesia dengan layanan mengakomodir kebutuhan nasabah yang masih erat dengan layanan secara fisik. Mulai dari UMKM, pensiunan, dan sebagian pangsa ASN.
Di saat yang bersamaan, bank bjb membangun infrastruktur dan produk berbasis teknologi untuk menciptakan pengalaman perbankan layaknya perusahaan fintech. Hal ini dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan nasabah khususnya kalangan millennial.
Selain itu, beberapa produk spesifik seperti produk kredit Mesra berbasis komunitas dan menyediakan akses pengajuan kredit melalui aplikasi, juga sebagian pangsa ASN yang memang sudah lekat dengan produk berbasis teknologi.
"Layanan Offline kami optimalkan untuk segmen yang membutuhkan dan nyaman dengan layanan konvensional on counter, sedangkan layanan Online terus kami kembangkan dan perkuat untuk menciptakan pengalaman yang berbeda bagi Sebagian pangsa nasabah yang membutuhkan," katanya.
Diharapkan nantinya, pengembangan infrastruktur dan produk berbasis teknologi yang dilakukan bank bjb menjadi daya tarik bagi BPD lainnya untuk bersinergi dari sisi penyaluran kredit, penggunaan infrastruktur, pengembangan sumber daya, serta permodalan melalui kepemilikan.
Bank bjb telah melakukan penjajakan dengan beberapa BPD yang telah sama-sama melihat benefit bagi kedua belah pihak untuk bersinergi dan kolaborasi.
"Bank bjb mengajak BPD lain di Indonesia untuk lebih kuat, besar dan efisien, kami sangat terbuka untuk kolaborasi. Tentunya sinergi yang dilakukan haruslah memberikan manfaat yang positif bagi kedua belah pihak, jadi dalam kerangka pengembangan bisnis bersama sama," pungkasnya.
(ral/yum)