Disabilitas Pangandaran Berdikari Lewat Produksi Sandal Jepit

Disabilitas Pangandaran Berdikari Lewat Produksi Sandal Jepit

Aldi Nur Fadilah - detikJabar
Selasa, 28 Feb 2023 09:00 WIB
SLB di Pangandaran Produksi Sandal Jepit Karya anak Disabilitas
SLB di Pangandaran Produksi Sandal Jepit Karya anak Disabilitas (Foto: Aldi Nur Fadilah/detikJabar)
Pangandaran -

Sekolah Luar Biasa (SLB) Darma Putra Kalipucang, Pangandaran memproduksi sandal jepit karya siswa-siswi disabilitas. Produk sandal yang dibuat para siswa dijual ke berbagai warung hingga penginapan dan hotel di Pangandaran.

Sekolah tersebut membekali keterampilan terhadap siswanya dalam upaya menjadikan pribadi yang mandiri dan inovatif.

Kepala SLB Darma Putra Tjomi Suryadi mengatakan jika sekolah yang dipimpinnya menangani pelajar para penyandang disabilitas Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita. Tunadaksa, Tunalaras dan Autis

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang benar sekolah yayasan kami ini tidak hanya memberikan bahan ajar menghitung dan menulis. Tapi persoalan basic kepribadian dan kreativitas kami ajarkan," kata Tjomi Suryadi kepada detikJabar, Senin (27/2/2023).

Ia mengatakan para penyandang disabilitas ini mempunyai keinginan yang sama seperti generasi pada umumnya.

ADVERTISEMENT

"Kami hanya ingin mereka mandiri, makanya siswa kami diajarkan membuat dan merakit sendal. Terus kami jual," ucapnya.

Tjomo menuturkan, sebetulnya kita sudah lama sejak tahun 2015 sudah membuat sandal namun saat itu masih menggunakan mesin kecil 1 unit. Namun, saat ini pihak sekolah memiliki dua unit mesin yang lebih besar.

"Siswa-siswi yang sudah terampil kami ajarkan merakit sandal karet. Kami hanya ajarkan cara memasukkan bagian tali sendalnya," katanya.

SLB di Pangandaran Produksi Sandal Jepit Karya anak DisabilitasSLB di Pangandaran Produksi Sandal Jepit Karya anak Disabilitas Foto: Aldi Nur Fadilah/detikJabar

Untuk sandal yang diproduksi SLB Darma Putra Kalipucang ada dua jenis diantaranya sandal jepit anti Air dan jepit biasa.

"Cara pembuatan sendalnya berbeda, kalau sendal jepit anti air tinggal merangkai, sedangkan sandal biasa membuat dari awal karena bahan bakunya kami beli lembaran," katanya.

Ia mengatakan dalam sehari bisa memproduksi 150 pcs sendal hasil siswa-siswi SLB.

"Karena kan masing-masing murid itu mereka punya kemampuan berbeda, saya juga tidak memaksakan, tujuannya agar mereka enjoy," katanya.

Kendati demikian, kata Tjomi, para siswa tidak semua dituntut untuk bisa merangkai untuk membuat sandal. "Jadi kami arahkan saja yang mau biar setelah lulus mereka punya keterampilan yang menghasilkan," katanya.

SLB Darma Putra menjual produk sandalnya ke warung hingga hotel dengan harga yang cukup terjangkau.

"Sandal biasa kami jual Rp8.000 dan sandal anti air Rp15.000. Alhamdulillah ada pihak hotel di Pangandaran yang beli produk kami saat ini," katanya.

SLB di Pangandaran Produksi Sandal Jepit Karya anak DisabilitasSLB di Pangandaran Produksi Sandal Jepit Karya anak Disabilitas Foto: Aldi Nur Fadilah/detikJabar

Ia mengatakan para siswa-siswi diajari berwirausaha dengan menawarkan sandal ke teman-temannya sendiri.

"Kita juga sering ikut pameran UMKM bahkan Ibu Gubernur Jabar Atalia Praratya pernah membeli sandal dari kita 100 Pcs," ucapnya.

Sementara untuk pendapatan hasil menjual sandal tidak menentu karena tidak setiap produksi langsung jual.

"Tergantung pesanan saja kalau mengirimnya, yang penting semuanya terhidupi, keperluan siswa, yayasan dan para tenaga pengajar," katanya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads