Keluh Sopir Truk Sulit Dapatkan Solar di Sukabumi

Keluh Sopir Truk Sulit Dapatkan Solar di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Rabu, 08 Feb 2023 10:35 WIB
Antrean di salah satu SPBU di Sukabumi
Antrean di salah satu SPBU di Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Antrean truk solar mengular Rabu (8/2/2023) pagi ini. Sejumlah truk besar itu mengantre di SPBU di area Dermaga Palabuhanratu. Sopir mengaku sudah mengantre selama 20 menit sampai 1,5 jam.

Andre, salah seorang sopir truk mengaku sudah menunggu selama 20 menit, ia sudah mencoba mencari solar di beberapa SPBU namun kondisinya kosong.

"Habis solar, sudah di (SPBU) Batusapi namun kondisinya kosong, nunggu sudah 20 menit di sini, ini bawa angkutan barang," ucap Andre salah seorang sopir, kepada detikJabar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada, Yusuf sopir lainnya mengaku sudah mengantre selama 1 jam. Ia juga sudah berusaha mencari ke beberapa SPBU namun kondisi solar kosong.

"Sudah dari jam 07.00 WIB, nyari ke beberapa SPBU, biasanya di Jajaway (SPBU Batu Sapi) ada. Tapi pagi tadi kosong," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Pantauan detikJabar, di tengah hiruk pikuk antrean solar, terlihat beberapa orang mengisi bahan bakar menggunakan jeriken. Terlihat jeriken itu disimpan di kendaraan bak terbuka atau pikap. Hal itu juga dikeluhkan sejumlah sopir.

"Antrenya jadi lama karena ada yang isi pakai jeriken juga, jadi saya pilih buat cari ke SPBU lain," ungkap salah seorang sopir yang terlihat keluar dari antrean.

Saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Agus pengawas SPBU Dermaga Palabuhanratu membenarkan soal adanya antrean di SPBU yang ia kelola. Ia menyebut hal itu dipicu mogoknya kendaraan pengangkut solar.

"Ada antrean karena yang di (SPBU) Jajaway angkutan (solar) mogok, jadi dialihkan ke kita," kata Agus.

Saat ditanya mengenai adanya pengisian jeriken di tengah antrean truk pengisi solar, Agus mengatakan para pengisi bahan bakar itu sudah mengantongi rekomendasi.

"Sudah ada rekomendasinya kalau tidak ada barcode tidak bisa, kalau misalnya isi jeriken tanpa barcode tidak bisa keluar. Kebanyakan UMKM yang kecil, yang kita daftarkan di Pertamina kemudian keluar barcode," ungkap Agus.

Agus menegaskan rekomendasi itu juga memiliki batas waktu tertentu. "Tapi itu ada jangka waktunya misalnya diluar jangkauan kita tidak akan rekomkan, misalkan begini dijual lagi ke oknum, kita enggak bakal rekomendasi kita lihat dulu UMKM nya iu pengecer biasa atau seperti apa begitu kan," jelas Agus.

Melalui pesan tertulisnya Agus juga menjelaskan mereka yang mengisi menggunakan jeriken itu berasal dari nelayan, UMKM dan traktor untuk sektor pertanian.




(sya/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads