Tahmo Cahyono punya cara sendiri untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah. Warga Pangandaran ini menyulap area lahan tempat pembuangan sampah jadi perkebunan anggur pencetak cuan.
Warga Dusun Cihideung, Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran ini menginisiasi pembuatan kebun anggur lantaran potensinya yang tinggi. Dia menuturkan anggur yang dijual di toko-toko Pangandaran ternyata dipasok dan bukan dari Pangandaran.
"Komoditas anggur di Pangandaran dipasok dari luar daerah untuk toko buah, hotel, restoran dan pasar. Maka saya coba mencari lahan agar bisa memenuhi pelaluang itu," kata Tahmo kepada detikJabar saat ditemui di Kebun Anggur, Kamis (2/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pekerjaan Favorit Warga Pangandaran |
Berbekal kondisi itu, Tahmo mulai mencari lahan untuk dijadikan kebun. Pria 50 tahun ini lantas kepincut dengan lahan kosong di samping persawahan yang sehari-hari dijadikan tempat pembuangan sampah.
"Setelah saya tanyakan, ternyata lahan tersebut merupakan milik paman saya," katanya.
Tahun 2021 silam, Tahmo mulai membersihkan area tersebut. Dia menyulap kondisi lahan kosong penuh sampah menjadi kebun seluas 140 meter persegi.
Selain melihat potensi peluang usaha, Tahmo juga ternyata menyukai buah anggur. Tak hanya eksotis, buah yang kerap berwarna ungu ini juga kaya akan manfaat.
Dari segi ekonomi, Tahmo mengaku buah anggur memiliki nilai jual yang stabil. Saat ini, harga jual buah anggur Rp 50 ribu per kilogramnya.
(Harga) itu tidak pernah turun, bahkan bisa naik," ucapnya.
Selain menjual keluar, Tahmo juga menyediakan fasilitas petik sendiri. Ada tarif Rp 100 ribu per kilogram bagi warga yang ingin mencoba memetik sendiri buah anggur di kebun.
"Tergantung jenis buah yang dipetik bisa sampai Rp 150 ribuan per kilogramnya," kata Tahmo.
Meski bekas tempat pembuangan sampah, Tahmo mengaku kebunnya subur. Sekali panen, kata dia, bisa mencpai 1 kuintal buah anggur.
"Kami memang sasar target komoditi anggur memenuhi pasar yang ada di Pangandaran," katanya.
"Kami kembangkan juga budidaya anggur. Inovasi produk unggulan komoditas anggur pertama di Pangandaran dengan berbagai jenis anggur," ucapnya menambahkan.
Adapun jenis anggur yang dibudidayakan diantaranya, anggur Galunggung 01, Sansekerta, Jubil, Ninel dan Gospi.
"Tapi yang jadi unggulan anggur kami berjenis Galunggung 01 dan Sansekerta. Yang membedakan dengan buah anggur lainnya di rasa dan bentuk. Punya kami manis dan bentuknya beragam, ada yang lonjong juga," katanya.
Untuk omset, Tahmo mengaku bisa mencapai puluhan juta rupiah sekali panen ditambah dari yang beli langsung ke kebun.
"Hitung aja, sekali panen kan bisa sampai satu kuintal, sedangkan 1 kilogramnya Rp 50 ribu," katanya.
(dir/dir)