Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) merespons langkanya pasokan Minyak Kita yang mulai terjadi di Jawa Barat. Disperindag bakal mulai mengumpulkan data untuk mencari penyebab kelangkaan minyak yang menjadi produk pemerintah tersebut.
"Ya, kami sedang mendata situasi di lapangan. Besok kami akan bahas dengan kabupaten/kota untuk mencari solusinya," ujar Kepala Disperindag Jawa Barat Iendra Sofyan saat dikonfirmasi wartawan, Senin (30/1/2023).
Meski terjadi kelangkaan, Iendra menyatakan pasokan minyak goreng di 27 kabupaten/kota masih terhitung aman. Ia mengimbau warga supaya bisa membeli produk minyak lain ke pasar tradisional atau toko modern.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kami baru dapat informasi parsial saja. Mudah-mudahan aman. Sedang kami koordinasikan," tuturnya.
Sebagaimana diketahui, Minyak Kita sempat hilang pasokan selama dua pekan. Salah satunya terjadi di Pasar Tradisional Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.
Di sana, Minyak Kita baru tersedia kembali Senin (30/1/2023). Namun ternyata, harga Minyak Kita yang merupakan produk pemerintah justru naik hingga dikeluhkan pedagang dan konsumen.
Satu liter Minyak Kita dijual Rp 15 ribu sampai Rp16 ribu. Padahal sebelum menghilang, Minyak Kita hanya dijual Rp 13.500 sampai Rp 14 ribu per liter.
Pedagang pun mengaku harga beli Minyak Kita dari distributor naik tembus Rp 14 ribu per liter. Semula harga distributor Rp 12 ribu per liter.
"Sempat hilang dua minggu Minyak Kita, saya enggak dapat barang. Sekarang ada lagi tapi harganya naik. Dari distributor aja Rp 14 ribu harganya dijual sama saya ke warung mah Rp 15 ribu tapi kalau satuan mah Rp 16 ribu satu liter," kata Koyoh, pedagang minyak di Pasar Tradisional Singaparna ditemui di tokonya Senin (30/1/23).
(ral/yum)