Pedagang beras di pasar tradisional Kota Cimahi mengalami kekurangan stok menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Kondisi tersebut terjadi sejak beberapa pekan lalu.
Salah seorang pedagang beras di Pasar Atas Baru Cimahi, Ai Komarawati (59), mengatakan pasokan beras dari sejumlah pemasok tetap ke kios berasnya saat ini mengalami keterlambatan.
"Stok beras sekarang agak susah, pasokannya terlambat dan terbatas juga. Mungkin sudah sekitar tiga mingguan ini ya," ujar Ai saat ditemui, Kamis (15/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ai mengatakan ia biasanya mendapat pasokan beras dari wilayah Cianjur. Namun beberapa pekan belakangan, pasokannya tersendat bahkan tidak ada sama sekali.
"Biasanya saya dari Cianjur, dikirim seminggu sekali sekitar 5 ton. Nah sampai sekarang ini dari Cianjur belum ada yang kirim, mungkin karena bencana gempa ya belum normal lagi di sananya," kata Ai.
Sebagai gantinya, ia menerima pasokan beras dari wilayah Subang. Jumlah yang diterima tak berbeda jauh, sekitar lima ton setiap pekannya.
"Sekarang saya pakai dari Subang, stok sampai 5 ton. Ya sebetulnya sama saja, yang penting stoknya aman soalnya kan bahan pokok ini," ucap Ai.
Tak hanya defisit ketersediaan, Ai mengatakan sejak tiga pekan belakangan harga beras juga mengalami kenaikan. Saat ini beras medium dijual Rp 11.000 per kilogram. Sementara beras premium berkisar Rp 12.000 sampai Rp 13.000 per kilogram.
"Naiknya terasa banget sekarang. Biasanya naik itu hanya Rp 200 sampai Rp 500 per kilogram, sekarang sudah lebih dari Rp 1.000 per kilogram naiknya," tutur Ai.
Kondisi tersebut membuatnya dilema. Sebab pembeli yang kerap datang ke kios miliknya rata-rata mengeluhkan mahalnya harga beras padahal beras menjadi kebutuhan pokok setiap orang.
"Ya kasihan sebetulnya ke pembeli, mengeluh setiap mau beli beras katanya mahal. Tapi kalai nggak naik ya saya yang rugi. Inginnya pemerintah turun tangan, gimana caranya biar stok aman harga juga bisa turun," ujar Ai.
Suparman (51), pedagang bubur di Cimahi mengatakan harga jual beras belakangan ini membuatnya cukup terbebani karena terus merangkak naik.
"Ya keberatan, karena kan saya cuma pedagang bubur keliling, kalau harga beras terus naik bingung jualannya. Solusinya ya saya kurangi porsinya, kalau naik harga agak susah," kata Suparman.
Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Koperasi UMKM dan Perindustrian (Disdagkoperind) Kota Cimahi Dadan Darmawan mengakui jika harga dan ketersediaan beras di Cimahi sedang mengalami gejolak.
"Kondisi komoditi beras memang sedang agak naik dan susah.Premium kisaran Rp 13.500 per kilogram,kemudian yang medium pun Rp 11.000. Nampaknya tidak lepas dari faktor cuaca dan bencana, jadi pasokan agak tersendat," kata Dadan.
Ia mengatakan sudah berkomunikasi dengan pedagang beras untuk memastikan ketersediaan beras terutama menjelang Nataru.
"Kami sudah ngobrol dengan pedagang, Alhamdulillah stok masih aman cuma memang pasokannya agak kurang dan tersendat jadi berdampak ke harga. Mudah-mudahan nggak terlalu lama," kata Dadan.
(dir/dir)