Credit Suisse menunjukkan ada ancaman tua sebelum menjadi kaya di Asia. Artinya, masyarakat di Asia akan tetap miskin di usia senjanya.
Dikutip dari detikFinance, Credit Suisse telah melakukan riset tentang ancaman tua itu di Asia. Co-Head of Asia Pacific Strategy and India Equity Strategist, Securities Research Credit Suisse Neelkanth Mishra menyebutkan ancaman tua sebelum kaya itu terjadi karena pendapatan per kapita di negara Asia yang kecil. Di sisi lain, penduduk mayoritas sudah memasuki usia rata-rata produktifnya.
"Sebagian besar negara Asia terlihat untuk usia rata-rata tertentu pendapatan per kapita mereka berada di sisi yang rendah," ungkap Neelkanth dalam sebuah webinar, Jumat (4/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Credit Suisse menyebut Thailand dan China sudah masuk dalam jebakan ancaman tua sebelum kaya itu. Penduduk di dua negara itu sudah hampir berada di atas usai produktif. Sedangkan, pendapatan per kapitanya rendah.
Indonesia juga berpotensi terjebak dalam ancaman tua sebelum kaya. Hal ini terjadi jika pendapatan per kapita Indonesia masih rendah. Di sisi lain, usia rata-rata penduduknya makin menua.
"Risiko ini juga bisa terjadi bagi Indonesia, Filipina, India, dan mungkin Vietnam. Masih ada ruang untuk menumbuhkan ekonomi 10-20 tahun ke depan di negara tersebut," ungkap Neelkanth.
Credit Suisse juga menemukan dalam sepuluh tahun hingga 2019 negara-negara Asia memiliki pertumbuhan ekonomi dua hingga tiga kali lebih cepat dibandingkan negara Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Ekonomi sepuluh negara di Asia yakni China, India, Indonesia, Jepang, Filipina, Vietnam, Thailand, Korea Selatan, Malaysia, dan Taiwan merupakan 50% dari PDB global. Kemudian, 10 negara ini juga memasok modal US$ 5 triliun ke seluruh dunia.
Hanya saja di beberapa negara mulai terjadi penurunan tingkat kesuburan. Namun, penurunan tingkat kesuburan belum terjadi di Indonesia.
"Demografi berubah lebih cepat, perekonomian sepuluh negara itu telah tumbuh dua hingga tiga kali lebih cepat daripada laju pertumbuhan Uni Eropa dan AS pada tingkat pendapatan yang sama. Tetapi, penurunan tingkat kesuburan mereka lima hingga tujuh kali lebih cepat," kata Neelkanth.
Artikel ini telah tayang didetikFinance dengan judul Penduduk di Asia Dihantui Jebakan 'Tua Sebelum Kaya', Orang RI Kena?
(sud/dir)