Manisnya Cuan Puluhan Juta Rupiah dari Buah Naga Kuning Subang

Manisnya Cuan Puluhan Juta Rupiah dari Buah Naga Kuning Subang

Dwiky Maulana Velayati - detikJabar
Minggu, 09 Okt 2022 07:00 WIB
Budi daya buah naga kuning di Subang
Budi daya buah naga kuning di Subang (Foto: Dwiky Maulana Velayati/detikJabar)
Jakarta -

Seorang petani milenial di Kabupaten Subang, Jawa Barat berhasil mengembangkan budi daya buah naga kuning atau golden. Buah naga ini dikembangkan di kebun seluas 2.500 meter yang berada si Desa Sindangsari, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang.

Petani milenial tersebut bernama Dedi Sumardi yang kini masih berusia 28 tahun. Dirinya baru dua tahun terakhir melakukan budi daya buah naga kuning atau yang biasa dikenal dengan buah naga golden. Sesuai dengan namanya, buah naga kuning ini berbeda dengan buah naga merah yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat.

Dedi menjelaskan, buah naga kuning ini berasal dari Negara Israel dan Australia. Setelah itu, beberapa negara di Asia pun turut mengembangkan dari buah naga kuning tersebut. Ia mendapati bibit dari buah naga kuning membeli langsung dari Negara Thailand.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini merupakan buah naga kuning atau golden yah aslinya dari Israel dan Australia. Kita mendapati bibit ini dari Negara Thailand 4 tahun yang dulu dan sekarang sudah menyebar ke seluruh Indonesia," ujar Dedi kepada detikJabar belum lama ini.

Dedi yang merupakan lulusan Fakultas Pertanian Universitas Subang (Unsub) ini langsung mencoba mengembangkan dari budi daya buah naga kuning. Bahkan saat ini, benih buah naga kuning tersebut merupakan hasil budi daya sendiri dan sudah tersebar di seluruh Indonesia. Dedi juga merupakan pencetus awal budi daya buah naga kuning di Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Saya awalnya membeli langsung dari Thailand, kebetulan saya yang pertama memiliki benih bibit dari buah naga kuning ini, petani lain membeli langsung ke saya benih bibitnya," katanya.

Dalam perawatan budi daya buah naga kuning ini, menurut Dedi cukup mudah. Terlebih buah naga kuning atau golden tersebut merupakan tumbuhan yang cukup kuat dan jarang terserang penyakit. Hanya saja saja cukup rutin di siram air dan diberikan pupuk. Namun, untuk budi daya buah naga ini harus menyerbukan bunganya secara manual.

"Cara membudi daya buah naga kuning atau golden ini relatif mudah. Jadi karena memang batangnya lebih hijau, batang hijau kan memang otomatis klorofil itu lebih tinggi dan tentunya sehat jadi tidak gampang terkena penyakit. Cuman ya kalau berbunga harus secara manual," ungkapnya.

Budi daya buah naga kuning di SubangBudi daya buah naga kuning di Subang Foto: Dwiky Maulana Velayati/detikJabar

Buah naga kuning atau golden ini, menurut Dedi cukup diburu oleh masyarakat. Buah naga golden ini memiliki rasa yang lebih manis dari buah naga merah dan memiliki rasa yang sedikit asam. Selain itu juga buah naga kuning memiliki ukuran yang lebih besar dibanding buah naga merah.

"Kalau buah naga kuning atau golden ini ukurannya lebih besar dari buah naga merah pasa umumnya. Buah naga golden relatif lebih manis dibanding dengan buah naga merah," kata dia.

Sementara itu, saat ini Dedi mengirim hasil panen dari buah naga kuningnya ke Jakarta. Untuk perkilogram buah naga kuning ini ia jual ke supermarket di Jakarta dari harga Rp. 100 ribu hingga Rp. 120 ribu perkilogramnya. Harga buah naga kuning ini jauh lebih tinggi dari buah naga merah yang hanya Rp. 15 ribu perkilogram dari petani.

"Saat ini malahan kita kewalahan karena peminat tinggi sementara hasil panen saya selalu tidak mencukupi. Biasanya, dalam 1 minggu pesanan mencapai 200 kilogram sementara saya untuk bisa panen 200 kilogram itu setiap 2 minggu," ujarnya.

Dari hasil budi daya buah naga ini, Dedi dapat meraup omzet puluhan juta rupiah dalam satu bulannya. Sementara modal awal ia hanya mengeluarkan sebesar Rp15 juta untuk membeli bibit. Untuk lahannya sendiri merupakan milik keluarganya.

"Alhamdulilah kalau omzet bisa Rp30 juta sampai Rp40 juta satu bulannya. Soalnya kalau panen itu setiap waktu 2 minggu sekali," katanya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads