Proyek pembangunan infrastruktur Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya terus berjalan. Prosesnya, masih mengkaji detail engineering design (DED). Pengerjaan fisiknya ditargetkan 2024.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung Dadang Darmawan mengatakan transportasi dari pemerintah pusat yang saat ini beroperasi baru Trans Metro Pasundan (TMP). Transportasi ini akan menjadi cikal bakal BRT Bandung Raya.
"Nanti 2024 itu ada BRT Bandung Raya. Nah, 80 persen tahap pertama sudah masuk di Kota Bandung," kata Dadang kepada detikJabar, Kamis (22/9/2022).
"2024 itu mulai pengerjaan fisik, seperti shelter dan lainnya. Targetnya selesai 2027. Ini adalah bantuan Kemenhub dan Bank Dunia," kata Dadang menambahkan.
Lebih lanjut, Dadang menyebutkan BRT Bandung Raya bakal memiliki 17 trayek. Armada yang bakal beroperasi untuk lima daerah di Bandung Raya itu mencapai 300 unit pada tahap awal.
"Sekarang tahap DED untuk depo dan dedicated line (jalur khusus) BRT. Nanti, untuk shelternya juga dibangun," ucap Tatang.
Dadang menyebutkan shelter BRT Bandung Raya bakal dibangun di kawasan yang berdekatan dengan stasiun dan terminal. Selain itu, tersebar juga di kawasan lainnya seperti Asia Afrika, Tegallega, dan Jatinangor.
"Cukup banyak itu lokasi shelter. Sudah ada gambarnya soal titik shelter ini," ucap dia.
Dishub Kota Bandung pun tengah memikirkan soal perubahan angkutan umum atau angkot yang ada saat ini. Dadang mengatakan ketika BRT Bandung Raya beroperasi, diharapkan trayeknya tak bersinggungan langsung dengan angkot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita pikirkan itu juga ke depan. Tapi, kita sudah mulai mencoba, jadi angkot ini akan menjadi feeder-feeder. Angkot harus bisa menyesuaikan, siap tingkatkan kualitas layanannya, soal waktu, tarif juga dan lainnya," ujar Dadang.