Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf mengatakan, kenaikan harga BBM subsidi bakal berdampak pada sektor pariwisata. Harga tiket perjalanan serta tempat menginap bakal ikut naik.
"Dalam rapat kerja dengan menteri, kami menyampaikan apakah dampak kenaikan BBM sudah dihitung terutama untuk kunjungan wisman (wisatawan mancanegara) maupun wisnus (wisatawan nusantara), artinya dengan kenaikan BBM maka tiket pesawat akan mahal, lalu tiket bus, kereta api juga pasti mahal, dampak dari tiket yang naik maka sektor pariwisata akan berkurang pengunjungnya, ketika sektor pariwisata berkurang pengunjungnya maka kemungkinan besar harga bakal naik," kata Dede kepada detikJabar saat melakukan kunjungan kerja di Cilengkrang, Bandung, Minggu (11/9/2022).
Sebelum kenaikan BBM, beberapa tarif obyek wisata di Indonesia sempat mengalami kenaikan seperti Pulau Komodo hingga Candi Borobudur. Ditambah dengan kenaikan BBM, maka pariwisata di Indonesia semakin terdampak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita semua dengar, bagaimana Komodo naiknya besar, kemudian Borobudur dan lainnya. Kita lihat pemerintah seperti membiarkan ini terjadi, makannya Partai Demokrat menolak kenaikan BBM, kita tolak walaupun di beberapa negara naik, tapi masalahnya kalau kita ingin mengungkapkan kebangkitan ekonomi salah satu yang harus kita jaga adalah subsidi BBM, kalau subsidi BBM dilepas semua harga bakal naik," ungkapnya.
Pemerintah harus mencari solusi untuk masalah ini karena dikhawatirkan jumlah wisatawan bakal menurun. Pihaknya berjanji akan segera melakukan evaluasi terkait hal tersebut.
"Kita lagi bergerak naik, untuk wisatawan mancanegara saja mencapai angka 1,2 juta, dari target 2 juta wisman, artinya merangkak naik, dengan kondisi ini harus kita evakuasi dalam seminggu ke depan apakah turun atau naik, lalu wisnus yang bergerak dengan menggunakan pribadi dan umum apakah bakal mengalami penurunan, jadi evaluasi ini akan kita lakukan dalam seminggu ke depan," jelasnya.
Menurutnya, jika harus dikoreksi apa yang dilakukan pemerintah sebetulnya sederhana, kebangkitan ekonomi masyarakat saat ini bukan dari bisnis yang namanya ekspor impor, tapi dari daya beli masyarakat.
"Kita meminta bisakah yang kita hentikan terlebih dahulu adalah pertama, PMN (Penambahan Modal Negara) melalui BUMN yang nilainya sudah ribuan triliun, hutang negara dibayar melalui cicilan BUMN, BUMN inikan dan suntikan dana tiap tahun," ujarnya.
Dede juga menyebut, seharusnya pembangunan infrastruktur seperti IKN dan kereta cepat seharusnya ditunda dahulu. "Kedua, pembangunan infrastruktur yang belum dirasa perlu seperti IKN dan lain-lain, ini juga habiskan ratusan triliun. Pembangunan infrastruktur seperti kereta api cepat, itu juga menghabiskan ratusan triliun, apakah ini bisa kita pending dulu, maka paling tidak kita bisa bertahan dalam kurun waktu sampai inflasi dunia menurun, itu yang kita harapkan," katanya.
(wip/iqk)