Kenaikan harga telur dikabarkan terjadi secara merata di sejumlah pasar tradisional dan semi modern di Kabupaten Sukabumi. Hal itu memicu obrolan hangat emak-emak selaku 'penguasa' dapur. Pemilik warung makan juga mengaku terkena imbas kenaikan telur tersebut.
Nuri (37), ibu rumah tangga yang tinggal di Jalan Ahmad Yani, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi menggerutu kepada tetangganya. Ia mengaku saat mengetahui harga telur terus naik. Menurutnya harga per kilogramnya mendekati harga satu kilo daging ayam.
"Ini telur sudah mau seperti harga daging ayam, telur tadi di pasar Rp 32 ribu satu kilogram, daging ayam Rp 38 ribu. Tadinya mau masak telur untuk suami makanan, biar lebih ringkas masaknya untuk sarapan sebelum suami berangkat kerja," ungkap Nuri, walau menurutnya mahal Nuri terpaksa membeli, satu persatu ia mengeluarkan telur dari keranjang belanja dan menyusunya di lemari pendingin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluhan yang dialami Nuri, juga dirasakan sejumlah emak-emak lainnya. Sebagai salah satu komoditi pangan alami dan terbilang tahan lama, telur sudah seperti sesuatu yang wajib selalu ada di dalam lemari pendingin.
"Biasanya kurang dari seminggu, satu kilogram telur pasti ada di kulkas dan selalu habis. Kadang dimasak dengan mie instan kalau suami begadang," lanjut Nuri, kepada tetangganya yang juga mengaku mengetahui harga telur naik.
Sementara itu, Aminah (39) warga Citepus mengaku kenaikan harga telur ayam membuatnya terpaksa harus mengurangi pembelian untuk kebutuhan warung makan miliknya.
Dalam satu minggu dia rata-rata membeli 2 sampai bahkan 3 kilogram telur dengan rata rata berisi satu kilogram 16 butir, saat ini hanya bisa membeli 1 Kilogram.
"Iya mahal dari minggu kemarin, biasanya 2 Kg itu 32 butir sekarang satu kilo, cukup ada saja guna memenuhi kebutuhan pelanggan," ucapnya.
"Mudah mudahan segera turun lagi harganya, dulu kan sampai Rp 26.000,- per Kilogramnya," katanya.
Penelusuran detikJabar di Pasar Semi Modern (PSM) perhari ini, harga telur Rp 32 ribu perkilogramnya dari hari sebelumnya yang hanya Rp 30 ribu atau naik sebanyak Rp 2 ribu.
Maulana, petugas pencatat harga sembako di Pasar Palabuhanratu mengatakan harga telur ayam memang mengalami kenaikan harga sejak dua minggu yang lalu, namun menurutnya kenaikan tidak terlalu signifikan yakni Rp 2.000,- per Kilogram dari harga sebelumnya Rp 28.000 per Kilogram menjadi Rp 32.000 per Kilogram.
"Iya sejak minggu kemarin dah naik, hasil wawancara dengan para pedagang," kata Maulana.
Ia menjelaskan, kenaikan harga telur ayam di Pasar Palabuhanratu akibat adanya program bantuan pemerintah yang disalurkan baik oleh pemerintahan desa BLT (Bantuan Langsung Tunai) maupun BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) yang diterima masyarakat.
"Naiknya katanya ada bantuan dari program pemerintah itu, daya beli masyarakat meningkat," jelasnya.
Masih kata Maulana, harga sembako mengalami kenaikan di Pasar Palabuhanratu hanya saat ini hanya terjadi pada telur ayam, sementara untuk harga lainnya masih normal bahkan cenderung ada penurunan.
Seperti harga beras premium masih Rp 10.000,- per Kilogram, Gula pasir Rp 14.000,- per Kilogram, minyak goreng kemasan Rp 18.000,- per Liter, Daging sapi dan Kerbau Rp 130.000,- per Kilogram, Daging ayam Rp 38.000,- per Kilogram.
"Yang lain masih normal, Alhamdulillah mudah mudahan tidak ada kenaikan lagi," imbuh Maulana.
Untuk harga yang mengalami penurunan, lanjut Maulana, Cabai merah kriting dari Rp 80.000,- per Kilogram turun menjadi Rp 70.000,- per Kilogram, Bawang merah dari harga Rp 40.000,- per Kilogram menjadi Rp 35.000,- per Kilogram, cabai rawit hijau dari Rp 90.000,- per Kilogram menjadi Rp 80.000,- per Kilogram.
(sya/yum)