Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus (Franky) Welirang angkat bicara soal isu kenaikan harga mi instan yang bisa mencapai 3 kali lipat. Menurutnya, hal itu berlebihan.
Franky mengatakan, saat ini harga gandum internasional berada di level tertingginya. Oleh karena itu, harga gandum kemungkinan besar tak akan merangkak ke angka yang lebih tinggi lagi.
"Saya kira itu berlebihan terkait hal itu (kenaikan harga mi instan 3 kali lipat). Lah harga gandum sudah tertinggi hari ini, harga terigu juga sudah tertinggi," jelas Franky seperti dikutip detikJabar dari detikFinance, Rabu (10/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui Indofood mengeluarkan produk mi instan Indomie. Harga mi instan bisa saja naik, tapi tak akan sampai 3 kali lipat karena harga gandum pun tak naik seperti yang digembar-gemborkan.
"Harga mi instan bisa saja naik, bisa saja. Tapi kalau ada pernyataan yang mengatakan bisa 3 kali lipat, itu berlebihan. Sangat-sangat berlebihan. orang harga gandum saja tidak naik 100-300%" katanya.
Ia menjelaskan, penentuan harga mi instan tak hanya berdasarkan nilai gandum. Ada komponen lain yang juga ikut mempengaruhi nilai jual mi instan.
"Dalam mi instan itu 40% packaging material, kan ada kantor, ada plastik, plastik di dalamnya. Waktu harga minyak goreng naik 100% ribut nggak? Kalau cabe naik 300% ribut nggak mi instan? nggak. Kok terigu naik nggak sampai 100% saja sudah ribut," ujarnya.
Untuk itu, ia meminta agar masyarakat tak perlu khawatir secara berlebih terkait dengan isu kenaikan harga mi instan. Sebab, kata dia, industri terigu di dalam negeri bisa mengantisipasinya. Terlebih, Franky mengatakan, Indonesia mengimpor gandum ke 30 negara.
"Jadi industri terigu nasional kita itu tau bagaimana menangani risk management terkait gandum itu. Saya kira nggak perlu ditakut-takuti lah rakyat ya (terkait harga mi instan)," tuturnya.
Selanjutnya Harga Gandum Naik Imbas Perang Rusia dan Ukraina
"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, dimana ada 180 juta ton gandum nggak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3x lipat," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dilansir dari detikFinance yang mengutip CNBC Indonesia, Senin (8/8/2022).
Dia menyebut harga mi instan naik karena bahan bakunya, yakni gandum mengalami kenaikan. Sementara Indonesia masih impor gandum.
"Saya bicara ekstrem aja, ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus," ucapnya.
Untuk diketahui, Rusia dan Ukraina adalah negara penghasil gandum terbesar di unia. Dua negara itu menyuplai kurang lebih 30 persen hingga 40 persen kebutuhan gandum dunia.
Dengan berkecamuk-nya perang Rusia dengan Ukraina membuat gandum menjadi langka. Padahal gandum adalah salah satu bahan baku mi instan. Naiknya harga gandum di pasar internasional tentu akan mempengaruhi harga mi instan dalam negeri.
Simak Video "Video: Suka Makan Mi Instan? Yuk, Kita Bikin Biar Lebih Sehat"
[Gambas:Video 20detik]
(yum/yum)