Pengolahan daun teh menggunakan gas saat ini mulai dikembangkan. Minimnya stok bahan bakar wood pellet (WP) atau pelet kayu yang biasa digunakan jadi alasan.
Plt SEVP Operation PTPN VIII Dian Hadiana Arief menuturkan pengolahan bubuk teh menggunakan bahan bakar gas atau Compressed Natural Gas (CNG) sebagai strategi dalam mengatur harga pokok produksi (HPP) agar tak lebih tinggi dari harga jual produk (HJP). Apalagi, kata dia, bahan baku yang minim, harga yang yang tak stabil menjadi tantangan sendiri.
"Kurangnya pasokan dalam negeri diakibatkan oleh tingginya kebutuhan WP untuk ekspor ke luar negeri, sehingga terjadi kelangkaan dan sistem pembayaran untuk pembelian WP yang memprioritaskan pembayaran di awal kontrak atau cash before delivery," kata dalam keterangan tertulis yang diterima detikJabar, Jumat (8/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kondisi tersebut, sebagai perkebunan besar yang membutuhkan jumlah WP sangat banyak, PTPN VIII mencari energi alternatif sebagai bahan bakar pengolahan teh. Salah satu alternatif penggunaan bahan bakar yang berpotensi dapat mensubsidi kebutuhan WP adalah penggunaan CNG.
"Beberapa keunggulan CNG diantaranya adalah proses pembakaran gas alam merupakan pembakaran sempurna (losses 0 persen) dibandingkan bahan bakar WP dengan losses sebesar 30-44 persen karena pembakaran kurang atau tidak sempurna, yaitu menghasilkan gas CO atau sebagian material tidak terurai berupa karbon/jelaga; dan nilai kalor CNG relatif lebih tinggi daripada WP, yaitu sebesar 9.923 KKal/m3 dibandingkan WP 4.200 KKal/Kg," tuturnya.
Percobaan penggunaan bahan bakar CNG telah dilaksanakan di Pabrik Sperata Kebun Rancabali mulai bulan Mei 2022. Dalam tahap uji coba tersebut, suhu inlet sudah tercapai sesuai standar kebutuhan suhu mesin TSD {105-110 °C) dan suhu mesin VFBD {110- 135 °C), penggunaan bahan bakar CNG ini akan efektif apabila tercapainya sasaran rasio penggunaan bahan bakar.
"Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan efisiensi biaya penggunaan bahan bakar WP dan CNG, dengan sasarannya adalah biaya pengolahan dapat lebih efisien serta menjamin kontinuitas proses pengolahan teh agar tidak bergantung hanya pada satu jenis bahan bakar," tuturnya.
Menurutnya, pencapaian sasaran guna mendapatkan nilai efisiensi dari penerapan energi alternatif ini terus dikembangkan berdasarkan hasil pengamatan pada proses pengolahan.
"PTPN VIII terus berupaya untuk menerapkan energi alternatif yang ramah lingkungan dalam setiap aktivitas proses bisnis di lapangan, hal ini sejalan dengan tujuan korporasi yaitu menjadi perusahaan agribisnis yang sehat dan berkelanjutan dengan mengutamakan kelestarian lingkungan," katanya.
(wip/dir)