Begal Cabai Hantui Petani di Lembang

Begal Cabai Hantui Petani di Lembang

Whisnu Pradana - detikJabar
Kamis, 30 Jun 2022 07:00 WIB
Isak di kebun cabainya di Lembang.
Isak di kebun cabainya di Lembang. (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung Barat -

Petani cabai di Desa Cikareumbi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat kini tengah semringah menyusul mahalnya harga jual cabai di pasar.

Isak (33), petani cabai di desa tersebut, mengatakan dari tingkat petani saat ini harga cabai rawit merah mencapai Rp 75 ribu per kilogram. Sementara harga jual di pasar bisa mencapai Rp 85 ribu perkilogram.

"Sekarang harganya memang sedang tinggi, dari petani bisa Rp 75 ribu. Biasanya hanya Rp 25 ribu sampai 30 ribu per kilogram," ujar Isak kepada detikJabar, Rabu (29/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun di balik perasaan bahagia karena harga melonjak, Isak was-was lantaran rawan aksi begal cabai alias pencurian cabai saat masih di pohon, terutama menjelang masa panen.

"Iya khawatir juga, karena kan kalau mahal gini banyak yang butuh. Ya akhirnya kita harus menjaga tanaman cabai biar nggak dicuri, terutama sebelum panen," ungkap Isak.

ADVERTISEMENT

Ia biasanya menjaga tanaman cabai di lahan seluas hampir satu hektare ditemani beberapa pegawainya. Namun aktivitas tersebut tak dilakukan setiap hari, melainkan hanya saat menjelang cabai dipanen.

"Ya setelah kerja, magrib kembali lagi ke kebun. Dijaga tanamannya biar nggak dicuri, paling sampai jam 12 malam. Kasihan kalau 24 jam, besok kan harus kerja lagi. Tapi alhamdulillah sampai sekarang belum ada kejadian (pencurian)," ucap Isak.

Isak mengatakan harga cabai rawit merah diperkirakan akan stabil beberapa pekan ke depan. Salah satu faktornya yakni cuaca ekstrem yang tak menentu hingga pasokan cabai yang berkurang.

"Masih stabil (beberapa pekan kedepan). Soalnya harga Rp 75 ribu dari petani juga sudah bertahan sebulan ini," tutur Isak.

Sementara itu, naiknya harga cabai rawit merah di pasar sangat dirasakan Linda, penjual seblak di Desa Kayuambon, Lembang. Ia terpaksa mengurangi takaran penggunaan cabai untuk sambal pada racikan seblak.

"Biasanya beli sekilo, paling mahal itu Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu sekilo. Sekarang kan sudah Rp 85 ribu sekilo, hampir dua kali lipat. Jadi pedasnya dikurangi," kata Linda.

(ors/ors)


Hide Ads