Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat semakin babak belur. Mengutip dari RTI, hingga Senin (20/6/2022) pukul 12.05 WIB, nilai dolar AS tercatat bergerak Rp 14.788-Rp 14.904.
Dikutip detikfinance pada hari ini, dolar AS terpantau sudah naik 86 persen atau 0,58 persen bertahan di level Rp 14.871. Dibanding sepekan terakhir, dolar AS menguat lebih tinggi sebesar 1,3 persen.
Kenaikan kurs dolar AS terhadap rupiah dari awal tahun tercatat 4,28 persen. Dolar AS bergerak Rp 14.189-Rp 19.904. Selama enam bulan dolar As naik 715 poin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski menguat terhadap rupiah, dolar AS pada siang ini tertekan oleh mata uang lainnya. Dolar AS tertekan oleh dolar Australia, yuan China dan euro.
Rupiah juga keok oleh seluruh mata uang pada siang ini. Yuan China, dolar Australia dan euro menekan rupiah paling kuat.
Meningkatnya nilai tukar dolar AS sudah diprediksi sejak pekan lalu. Kondisi itu dipicu karena bank sentral AS menaikkan bunga acuan 0,75 persen menjadi 1,5 persen-1,75 persen. The Fed menaikkan bunga acuan demi menekan inflasi yang melonjak di Amerika Serikat.
Perang Rusia dan Ukraina yang terjadi menjadi penyebab tingginya inflasi.
Analis Komoditas Ariston Tjendra menambahkan, bahwa peluang dolar AS mencapai level Rp 15.000 terbuka tahun ini. Meski begitu, pelemahan nilai tukar disebut akan bergantung pada kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) menanggapi kenaikan suku bunga The Fed dan pengendalian inflasi pemerintah.
"Kalau minggu depan BI menaikkan suku bunga, paling tidak bisa menahan pelemahan agar tidak tambah dalam. Jadi suku bunga acuan BI bisa mengimbangi suku bunga acuan AS," kata Ariston.
(mso/mso)