Saat detikJabar mengunjungi kampung tersebut, terlihat sepanjang jalan setelah gerbang masuk, di bagian depan rumah warga terdapat minimal 2 sarang lebah.
![]() |
Asep Nurwanda (29) warga setempat mengatakan, kampung madu ini ada karena hadirnya kelompok peternak lebah madu.
"Setelah adanya peternak lebah madu disini, warga tertarik untuk ikut ternak secara pribadi untuk memenuhi kebutuhan hidup," ucapnya kepada detikJabar. Selasa (14/6/2022).
Para peternak lebah di kampung tersebut cukup unik, hanya bermodalkan peti kayu berukuran 50 cm sampai 1 meter.
"Untuk membuat sarang lebah tidak perlu mengeluarkan modal besar, bahkan untuk satu peti bisa memanfaatkan kayu bekas," kata Asep.
Untuk mendatangkan lebah madu peternak harus menyimpan terlebih dahulu peti ditengah hutan. Berhubung sangat dekat dengan kawasan kampung madu. Warga setempat tidak perlu jauh-jauh pergi.
"Cukup memanfaatkan halaman sekitar untuk pemasanhan peti kotak, memang kalo pengen banyak lebahya harus dihutan rimbun. Karena lebahnya lebih berkualitas," ucapnya.
![]() |
Asep sendiri saat ini memiliki 50 peti yang dikelola sendiri di halaman rumah. "Untuk musim panen madu biasanya setiap 2 bulan sekali, bisa mendapatkan 15 hingga 50 botol marjan," kata Asep.
Terhitung dalam satu tahun bisa 3 kali panen madu. "Ya tergantung juga sih, kalo lebah itu tegantung musim bunganya. Kalo bunganya lagi mekar, itu biasanya madunya lebih banyak," ucapnya.
Harga per botol yang dihasilkan lebah madu biasa dibandrol dengan harga Rp 170.000 sampai Rp 200.000.
"Tidak semuanya peti bisa menjadi madu, kadang ada juga yang udah jadi telur lebah. Sehingga madunya sedikit," kata Asep.
(tey/tya)