Harga Telur Ayam di Cianjur Tembus Rp 30 ribu Per Kilogram

Harga Telur Ayam di Cianjur Tembus Rp 30 ribu Per Kilogram

Ikbal Selamet - detikJabar
Jumat, 03 Jun 2022 18:29 WIB
Pedagang telur ayam di Cianjur.
Pedagang telur ayam di Cianjur. (Foto: Ikbal Selamet)
Cianjur -

Harga telur ayam di Kabupaten Cianjur mulai meroket. Mahalnya pakan menjadi pemicu peternak menaikan harga, yang mengakibatkan harga telur di pasaran kini menyentuh angka Rp 30 ribu per kilogram.

Emi (36) pedagang Pasar Bojongmeron, mengatakan harga telur mengalami kebaikan sejak seminggu terakhir. Dari semula normalnya Rp 24 ribu-Rp 25 ribu, kini sudah di angka Rp 30 ribu per kilogram.

"Biasanya setelah lebaran itu harga telur normal. Tapi ini tiba-tiba mengalami kenaikan sampai sekarang harganya Rp 30 ribu, sama seperti harga saat menghadapi momen hari raya," tutur Emi, Jumat (3/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya pedagang hanya mengikuti harga dari distributor dan peternak. "Kita mah tergantung dari distributor atau peternak. Kalau dari sananya naik ya pedagang mah ngikutin," kata dia.

"Tapi kalau pedagang mah inginnya harga normal, supaya yang beli banyak. Kalau mahal yang beli sedikit," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Senada, Kepala Pasar Ciranjang Heru Haerul Hakim, menuturkan jika harga telur ayam di Pasar Ciranjang mengalami lonjakan sejak sepekan terakhir.

"Kalau di Ciranjang harganya ada yang masih Rp 29 ribu per kilogram, tapi ada juga yang sudah menjual dengan harga Rp 30 ribu per kilogram," kata dia.

Menurutnya untuk stok telur ayam tidak kekurangan, namun harga dari distributor yang naik membuat harga dipasaran ikut naik.

"Penyebabnya ada kenaikan di tingkat distributor dan peternak. Tapi kami akan coba komunikasi dengan pimpinan untuk mengupayakan harga kembali normal," ucapnya.

Di sisi lain, Azmi peternak ayam petelur, mengatakan kenaikan harga saat ini terjadi akibat harga pakan yang juga mengalami kenaikan.

"Harga pakan biasanya Rp 6.500 per kilogram kini naik jadi Rp 7.000 per kilogram. Kenaikan ini hanya dalam waktu sepekan," ungkapnya.

Menurut Azmi, kenaikan tersebut membuat biaya produksi para peternak ikut melonjak. Dari yang semula biaya produksi untuk satu kilogram telur hanya di angka Rp 21 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 25.500 per kilogram.

"Kalau kita jual dengan harga yang sama. Otomatis tidak ada untung. Makanya harga ke distributor dan pedagang kita naikan. Kecuali kalau harga pakan turun dan ongkos produksi turun, kita juga pasti turunkan harga," ujar dia.




(tey/tya)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads